Djawanews.com – Perkembangan kasus COVID-19 di Indonesia kian terkendali. Ini ditandai dengan semakin bertambahnya zona hijau atau bebas COVID-19. Meskipun bertambah, Presiden Joko Widodo malah merasa gelisah.
Penambahan zona hijau diambil dari data terbaru yang dipublikasikan Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 di laman resmi, covid-19.go.id, Jumat (3/12).
Data tersebut adalah pembobotan skor dan zonasi risiko daerah yang diperbarui secara mingguan. Data tersebut terakhir diperbarui tangal 28 November lalu.
Dilasnsir CNBC zona hijau atau wilayah yang tak memiliki kasus COVID-19 terus bertambah. Jika minggu sebelumnya hanya berjumlah 37 kabupaten/kota, kini jumlahnya menjadi 53 kabupaten/kota.
Adapun, zona merah tak lagi terdeteksi di sejumlah wilayah secara berturut-turut dalam dua bulan terakhir. Sementara itu, zona oranye tak lagi terlihat dalam satu bulan terakhir.
Sementara, zona kuning atau wilayah risiko rendah terus berkurang. Jika pada minggu sebelumnya mencapai 477 kabupaten kota, kini menjadi 461 kabupaten kota.
Puluhan kabupaten/kota yang mayoritasnya berada di zona hijau berpusat di luar Jawa Bali. Sementara, mayoritas daerah di pulau Jawa Bali, masih berada di level zona kuning.
Presiden Jokowi Gelisah
Di lain pihak, Presiden Jokowi merasa gelisah karena adanya varian baru COVID-19, yaitu omicron.
Pada pekan ini, Jokowi sempat memanggil jajaran menterinya untuk membahas secara spesifik mengenai varian tersebut.
Menteri Sekretaris Negara (Mensesnek) Pratikno mengemukakan Jokowi sempat menggelar rapat tertutup dengan jajaran menterinya pada pagi ini untuk membahas varian omicron.
"Tadi pagi, pak Presiden memanggil beberapa menteri terkait, ada menteri Menko Marves, Menko Perekonomian, Menteri Luar Negeri diwakili Wamen dan beberapa menteri lain," ujar Pratikno di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (1/12).
Pratikno menjelaskan, Indonesia bakal belajar dari negara lain yang sebelumnya telah terinfeksi omicron. Pemerintah, kata Pratikno, dalam posisi waspada.
"Intinya kita harus selalu waspada, stand by. Jadi semua kapasitas yang ada harus selalu siaga," ungkapnya.
Jokowi, minggu lalu juga sempat menggelar rapat khusus terkait percepatan vaksinasi. Pratikno menjelaskan, percepatan vaksinasi dilakukan untuk memitigasi hal yang tidak diinginkan.
Pemerintah akan terus waspada terhadap dinamika yang terjadi, terutama setelah munculnya omicron di Arika Selatan beberapa waktu lalu, Pratikno menegaskan.
"Tadi beliau juga bertanya seandainya ada kasus, bagaimana rumah sakit darurat itu diaktifkan, semua menyatakan tetap siaga. Jadi kita tetap siaga," terangnya.
Ingin tahu informasi mengenai kabar terbaru lainnya? Pantau terus Djawanews dan ikuti akun Instagram milik Djawanews