Laut Celukan Bawang sebagai aset yang dimiliki Bali telah jadi salah satu fokus utama Pemerintah Kabupaten Buleleng. Perhatian dilakukan dengan berbagai upaya, termasuk melakukan penelitian terhadap kondisi terumbu karang di wilayah tersebut.
Perhatian yang sejak lama dilakukan Pemkab Buleleng itu kini mulai terlihat. Meski di wilayah itu terdapat PLTU, kondisi laut Celukan Bawang dinyatakan aman. Sehingga konservasi yang selama ini diupayakan Pemkab Buleleng bisa dikatakan berhasil.
Yayasan Bumi Hijau Indah dan Fokusnya pada Terumbu Karang
Keberhasilan Pemkab Buleleng dalam mengawasi kondisi perairan Celukan Bawang didasarkan pada hasil penelitian yang dilakukan Yayasan Bumi Hijau Indah (YBHI). Yayasan yang berfokus pada kondisi terumbu karang di Celukan Bawang itu telah melakukan serangkaiadon penelitian, rehabilitasi, dan konservasi di perairan Celukan Bawang.
Dengan dukungan PT General Energy Bali, YBHI kemudian memberikan hasil penelitian dan konservasinya dalam sebuah pameran pada hari Senin (25/11). Pameran tersebut sekaligus menjadi acara peresmian Yayasan Bumi Hijau Indah sebagai yayasan yang fokus pada isu lingkungan di Bali.
Sebagai bentuk dukungan, Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana juga hadir dalam persemian yang dilakukan di salah satu lingkungan PT General Energy Bali. Dalam sambutannya, Agus berpesan agar yayasan lingkungan itu benar-benar mampu memberikan bukti keberhasilan yayasan tersebut. Terutama yang berkaitan dengan kondisi biota laut di Celukan Bawang, Bali.
“Saya berpesan kepada yayasan ini agar upaya pelestarian lingkungan ini benar terwujud,” kata Agus, Senin (24/11).
Dalam acara tersebut, Ketua Yayasan Bumi Hijau Indah Dodik Prasetia juga melaporkan beberapa penemuan yang berhasil ditemukan YBHI. Ia mengatakan bahwa di perairan Celukan Bawang ditemukan sejumlah biota laut baru yang sebelumnya belum ada. Biota itu berupa jenis karang baru.
Karang baru di perairan Celukan Bawang tidak muncul begitu saja. Biota baru itu muncul karena adanya sisa pemanfaatan air laut PLTU, yang setelah mengalami proses penyesuaian dikembalikan ke laut lagi.
Dengan kata lain, PLTU Celukan Bawang yang selama ini menghadirkan teknologi ramah lingkungan ternyata berhasil bersinergi dengan alam, terutama dengan laut Celukan Bawang.
“Ini sedang diteliti, ada satu di sini yang sedang masuk S3, saya ingin mendorong dia sebenarnya untuk membuat pemodelannya. Seperti yang saya bilang tadi, ini kan baru pertama PLTU kok bisa bagus buat karang,” ungkap Dodik Prasetia, Senin (25/11/2019).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan sejak 2015 itu, ditemukan delapan spesies karang di perairan Celukan Bawang. Namun, hingga sekarang Dodik masih berusaha mengidentifikasi spesies tersebut.
“Ketika biota segala macam terasa nyaman, dia pasti akan balik kayak kuda laut ini. Ada beberapa jenis yang pada saat kita teliti, cuma kita belum temukan di buku identifikasi ini masuk ke mana. Ikan itu beberapa juga kita dokumentasikan, kita cocokkan di buku, kan paling gampang begitu, ternyata masih ada yang belum ada,” tambah Dodik lagi.