Djawanews.com - China sedang hitung-hitungan, perlu tidaknya melakukan suntikan dosis ketiga atau vaksin booster kepada kelompok yang rentan terhadap penularan.
Mereka yang sedang dianalisa akan disuntik vaksin ini adalah orang tua, orang dengan penyakit bawaan, dan mereka yang bekerja di daerah berisiko tinggi.
Dilansir dari Strait Times, Sabtu 30 Juli, China belum menemukan cukup bukti yang menunjukkan bahwa suntikan ketiga diperlukan untuk semua orang, kata Wang Huaqing, seorang ahli di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China.
China mencatat ada temuan 328 kasus baru yang ditularkan secara lokal pada Juli.
Virus yang ditransmisikan saat ini sebagian besar adalah varian Delta. Namun China masih percaya dengan langkah-langkah pengendalian virus yang sedang mereka terapkan sekarang dianggap efektif untuk menahan lajut Delta.
Vaksinasi massal saja tidak dapat menahan penyebaran strain Delta. Tapi vaksinasi haruslah disertai dengan pembatasan ketat seperti jarak sosial dan pemakaian masker.
China belajar banyak dari negara-negara lain yang sedang mengalami lonjakan. Itu terjadi ketika negara tersebut 'terlena' menganggap vaksinasi saja dapat menghentikan laju Delta. Tapi mereka malah melonggarkan penyekatan mobilitas ketika mencapai tingkat vaksinasi yang tinggi.