Djawanews.com - Kata 'terkendali' menjadi bahasan paling seru selama PPKM Darurat diberlakukan hampir 2 minggu terakhir ini. Koordinator PPKM Darurat Jawa-Bali Luhut Panjaitan sebelumnya sudah memastikan kalau penanganan Covid-19 dalam situasi terkendali di republik ini.
Senin, 12 Juli lalu, pemerintah mengakui kalau penanganan Covid-19 di Indonesia bukannya tidak punya masalah. Tapi segala kelemahan itu sudah diperbaiki dan penyebaran Covid-19 dalam situasi terkendali.
"Kalau ada yang berbicara tidak kendali keadaannya, sangat-sangat terkendali. Jadi yang bicara tidak kendali, bisa datang ke saya, nanti saya tunjukan ke mukanya, kalau kita terkendali," tegas Luhut saat itu.
PPKM Darurat sejatinya diterapkan pemerintah untuk bisa mengontrol laju penyebaran virus corona. Malah ada target supaya angka kasus positif bisa turun 10 kasus setiap hari.
Nyata terbalik. Angka Covid-19 malah gila-gilaan naik pesat. Bahkan pada 15 Juli kemarin, angka Covid-19 naik hingga 56 ribu lebih kasus.
Ratusan tenaga kesehatan yang sudah disuntik dua kali vaksin, kembali terpapar. Keterisian tempat tidur di banyak rumah sakit hampir menyentuh angka 100 persen. Belum lagi langkanya ketersediaan oksigen yang menjadi penopang hidup para pasien Covid-19 dengan gejala berat.
Lonjakan kasus Covid ini dipercaya akibatnya kemunculan varian Delta yang memiliki kemampuan penyebaran super cepat. Bahkan mayoritas atau 97 persen kasus di Indonesia didominasi varian Delta.
Diski 'Terkendali' sudah redaksi bahas dari sisi linguistik. Kamu bisa membaca artikel itu dalam judul 'Kata “Terkendali” Sering Diucapkan Pejabat Tinggi Negara di Tengah Meningkatnya Kasus COVID-19, Apakah Relevan?"
"Saya mohon kita semua paham, dari varian Delta ini varian yang tidak bisa dikendalikan," ujar Luhut saat konpers virtual pada Kamis (15/7).
Varian delta bukan hanya menjadi persoalan serius Indonesia. Varian ini sudah bikin lonjakan kasus di negara-negara seperti Inggirs, Belanda, Amerika Serikat, dan Thailand, mengalami permasalahan yang sama.
"Jadi jangan kita melihat Indonesia saja yang kena. Itu Inggris kena, Belanda kena. Perdana Menteri Belanda kemarin minta maaf karena dia menyetujui lepas masker, beberapa waktu lalu yang sekarang naik eksponensial, Malaysia juga masih semua juga. Rusia, Thailand, dan sebagainya. Thailand dan AS sendiri juga mengalami kenaikan yang luar biasa," jelas Luhut.
Kritik Susi Pudjiastuti
Ucapan Luhut itu mendapat kritik keras dari bekas Menteri KKP, Susi Pudjiastuti. Melalui akun twitternya, Susi menyindir pernyataan Luhut yang sempat bilang terkendali.
"Katanya kemarin terkendali," tulis @susipudjiastuti.
Cuitan ini langsung ramai dikomentari warganet. Mereka terbelah. Ada yang mendukung pernyataan Susi tapi tak sedikit juga yang mencibir.
"Ibu, mksdnya pak Luhut itu yg terkendali itu penanganannya. Kalau virusnya tidak bisa dikendalikan, maka itu warga harus jaga prokes. Masa sekelas menteri mesti dijelaskan spt ini. Sy gak lebih pintar dari ibu, tapi mohon warga diajak cerdaslah, kasian pemernth sudah kerja keras," tulis @JoelCovid.
12 Juli
— MTrif (@MT_rif) July 15, 2021
Luhut : "Yang bilang Corona tak akan terkendali 4-5 hari, datang kesaya!"
15 Juli
Luhut: "Corona varian Delta tak bisa dikendalikan" pic.twitter.com/XWDQcfzyl8