Djawanews.com – Polemik pengeras suara azan belum juga surut. Kritikan untuk pernyataan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas yang diduga membandingkan suara azan dengan gongongan anjing masih terus bergulir.
Ustaz Abdul Somad (UAS) kembali bersuara. Dia menyindir pernyataan menteri agama melalui ceramahnya.
Ustaz jebolan Al Azhar University itu mengatakan jika kalimat yang paling tinggi adalah azan. Sementara Binatang yang paling rendah, paling hina, paling kotor, paling najis adalah anjing.
“Kalimat yang paling tinggi adalah seruan azan! Binatang yang paling rendah, paling hina, paling kotor, paling najis adalah anjing,” kata UAS, dikutip dari kanal Youtube Petuah Satu Menit pada Rabu, 2 Maret.
Ustaz asal Sumatera Utara itu mengaku heran bagaimana bisa sesuatu paling tinggi dibandingkan dengan yang paling rendah, paling hina, paling kotor, dan paling najis.
“Lalu bagaimana mungkin bisa tersilap, dan tersalah mengumpamakan azan dengan anjing?,” ujarnya.
Azan Dibandingkan Suara Anjing adalah Tak Masuk Akal
Baginya, hal itu merupakan sesuatu yang tak masuk di akalnya sebagai manusia.
“Sesuatu yang tidak mungkin masuk di akal manusia,” jelasnya.
Karena itu, agar tak melakukan kesalahan serupa, dia mengatakan, jika dirinya selalu meminta bimbingan dan petunjuk dalam berucap dan menyampaikan Kalam Allah.
“Aku akan menemui saudara-saudaraku sebangsa setanah air kulangkahkan kakiku atas namamu ya Allah yang akan kusampaikan adalah KalamMu ya Allah, yang akan kuceritakan sabda rasulMu ya Allah, jangan sampai aku salah ucap salah kata,” pintanya.
Dia mengungkapkan jika selalu berdoa minta bimbingan Allah bahkan saat akan membaca Al Qur’an sekalipun.
“Sampai-sampai sebelum membaca Al Quran pun dikatakan, ‘Kalau kau mau baca Qur’an minta lindung kepada Allah’. Supaya jangan salah faham, pikir dan salah omong,” ujarnya.
Dia kembali menegaskan bahwa tidak mungkin terjadi menurut akal logika manusia seruan azan dibandingkan dengan sesuatu yang hina.
“Seruan yang tingggi, yang hebat, yang gagah perkasa, ketika anak manusia lahir pertama kali matanya melihat dunia yang dibisikkan ayat pertama kali ditelinganya adalah ashadualla ilahailallah (azan),” terangnya.
“Dan ketika orang akan meninggal, ujarnya, suara yang ingin dia dengarkan adalah suara anak lelakinya yang dulu diazankan saat lahir ke dunia,” jelasnya.
Menurutnya, itulah mengapa orang rindu kepada kalaimat azan. ”Ketika kita pergi ke Amerika, ke Eropa, ke Australia kita akan melihat jam dan akan bertanya mengapa azan belum berkumandang. Manusia akan terus rindu suara itu sampai ajal menjemput,” tuturnya.