Djawanews - Pemerintah sudah wanti-wanti supaya jangan ada yang coba-coba mudik jelang Idulfitri nanti. Kalau kamu mengikuti anjuran pemerintah, tandanya kamu ikut merasa sepenanggungan dengan para tenaga medis.
Pemerintah memang punya alasan kuat melarang mudik tahun ini. Tujuannya cuma satu, menekan laju penyebaran Covid-19. Apalagi, melihat kejadian yang sudah-sudah, angka positif Covid-19 biasa bergerak naik pasca liburan panjang.
Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir, meminta warga patuh terhadap pemerintah. Kepatuhan itu sekaligus bentuk empati serta tanggung jawab moral kepada para tenaga kesehatan yang masih berjuang mengatasi pandemi.
"Kita harus berempati kepada tenaga-tenaga kesehatan yang masih berjuang di rumah sakit dan para relawan dalam menghadapi COVID-19 ini," kata Haedar Nashir dalam keterangan tertulis, Selasa (13/4/2021).
Haedar bilang, semua warga harus punya sikap tanggung jawab sosial, tanggung jawab moral, dan kesalehan diri. Apalagi dalam bulan suci seperti ini.
"Karena belum memungkinkan dan sesuai dengan kebijakan pemerintah, sebaiknya warga bangsa tidak perlu mudik di tahun ini, apalagi bila mudik itu kemudian kita menjadi tidak disiplin dan menambah rantai penularan COVID-19," kata dia.
Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) DI Yogyakarta, Noviar Rahmad mengungkapkan pihaknya akan melakukan penyekatan pada sejumlah titik di wilayah Yogyakarta.
Kebijakan ini meneruskan larangan mudik Lebaran yang ditetapkan pemerintah pusat pada 6-17 Mei mendatang.
“Setiap perbatasan DIY akan ada penyekatan untuk mengantisipasi para pemudik,” kata Noviar.
“Penyekatan dilakukan di 10 titik, di antaranya di wilayah Prambanan, Tempel, Temon, dan sejumlah jalur tikus atau jalur alternatif yang kemungkinan dilintasi pemudik,” lanjutnya.