Mitos malam satu suro yang masih dipercayai masyarakat.
Banyak orang yang ketika mendengar “Malam Satu Suro” akan beranggapan angker dan menakutkan. Hal tersebut tidak terlepas dari mitos Malam Satu Suro yang beredar di masyarakat.
Mitos Malam Satu Suro yang Membuatnya Seram
- Tidak Boleh Keluar Rumah
Banyak orang yang mempercayai jika keluar rumah di malam satu suro akan membuat sial. Hal tersebut lantaran pada malam tersebut masyarakat diharuskan untuk mendoakan para leluhur mereka.
Namun berbeda dengan yang terjadi pada masyarakat di Solo, yang merayakan malam satu suro dengan menyaksikan prosesi kirab budaya. Salah satu hal yang ditunggu-tunggu adalah melihat Kebo Bule diarak keluar dari keraton Surakarta.
- Malam Para Arwah Leluhur Pulang Rumah
Sampai sekarang masih ada masyarakat yang mempercayai jika malam satu suro yang merupakan momentum pergantian tahun Hijriyah, diyakini para arwah leluhur akan mendatangi keluarga yang masih hidup.
Tidak sedikit juga yang percaya jika pada malam satu suro orang-orang yang dijadikan tumbal pesugihan akan dilepas.
- Dilarang Berkegiatan
Lantaran kepercayaan malam satu suro yang merupakan malam penuh kesialan, banyak masyarakat yang memilih tidak melakukan apapun selalin berdoa.
- Lebaran Setan
Mungkin terkesan menggelikan, namun banyak juga yang mempercayai jika pada malam satu suro disebut sebagai lebarannya makhluk gaib. Dipercaya jika para makhluk halus pada malam satu suro akan keluar dari tempat persinggahan mereka masing-masing.
Maka tidak aneh jika mitos ini dikaitkan dengan adanya berbagai penampakan dan gangguan makhluk gaib pada malam satu suro. Bisa jadi mitos ini berkaitan dengan mitos sebelumnya, yaitu agar masyarakat fokus untuk berdoa.
- Dilarang Melakukan Hajat
Terakhir adalah larangan melakukan hajat pada Bulan Suro. Meskipun tidak ada peraturan secara tertulis, namun banyak masyarakat yang mempercayai jika pada Bulan Suro tidak baik melakukan hajatan.
Hal tersebut dikarenakan kepercayaan masyarakat tentang Bulan Suro yang dianggap bulan kesialan dan bencana. Jadi jangan heran jika pada Bulan Suro akan sepi dari berbagai pesta pernikahan.
- Ruwatan dan Jamasan
Masyarakat kejawen juga meyakini jika pada malam satu suro dijadikan ajang buang sial atau ruwatan. Hal tersebut dilakukan dengan upacara jamasan atau mencuci bersih senjata pusaka seperti keris, tombak dan lainnya sebagainya.
Jamasan dilakukan dengan berbagai rangkaian ritual tertentu. Orang yang dipercaya melakukan ritual tersebut juga diharuskan melakukan laku atau syarat tertentu seperti puasa, membakar kemenyan, tumpengan, dan lain sebagainya.
Beberapa mitos malam satu suro di atas adalah berbagai kepercayaan yang masih diyakini oleh sebagian masyarakat. Meskipun demikian, banyak masyarakat modern yang tidak mempercayainya bahkan awam dengan berbagai mitos tersebut.