Djawanews.com – Hujan lebat mengguyur Kota Malang pada Selasa, 19 Oktober pukul 14.45 WIB. Hal itu mengakibatkan banjir dan air menggenang di kota tersebut.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota malang mencatat, setidaknya ada 230 rumah terendam banjir dan 230 keluarga terdampak.
"Wilayah terdampak di Kecamatan Blimbing meliputi kelurahan Blimbing, Kelurahan Purwantoro, dan Kelurahan Bunulreko," kata Plt. Kapusdatinkom Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam keterangannya, Kamis, 21 Oktober.
Pada beberapa titik, lalu lintas di Malang mengalami kemacetan. Lalu, beberapa kendaraan yang melintas mengalami mogok, sedangkan material lumpur masuk ke tempat usaha dan rumah warga.
"Kondisi terkini, banjir saat ini sudah surut," ungkap Abdul Muhari.
Sekarang, Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Kota Malang melakukan assesment terkait kerusakan, kerugian, dan sumber daya yang terdampak di lokasi kejadian serta pembersihan material atau sampah sisa banjir.
Sementara, berdasarkan analisis dari InaRISK, Abdul Muhari menuturkan Kota Malang termasuk potensi risiko banjir dengan kategori sedang tinggi.
"Wilayah tersebut mencakup kecamatan Kedung Kandang, Kecamatan Sukun, Kecamatan Klojen, Kecamatan Blimbing dan kecamatan Lowokwaru," tutur dia.
Memasuki musim penghujan, Abdul Muhari mengimbau masyarakat diimbau untuk tetap waspada bahaya banjir jika hujan dengan intensitas sangat tinggi terjadi menerus selama lebih dari satu jam.
"Upaya antisipasi seperti optimalisasi dan pembersihan saluran air perlu dilakukan dan pemangkasan ranting-ranting pohon yang berpotensi patah saat hujan yang disertai angin kencang," pungkasnya.