Djawanews.com - Sejumlah pesawat militer dan helikopter milik AS dan sekutunya ditinggalkan di Afghanistan. Namun tak ada lagi yang bisa digunakan oleh pejuang Taliban karena kondisi senjata militer itu sudah rusak.
Pasukan AS, kata komandan misi evakuasi Jenderal Frank McKenzie, memang melakukan 'demiliterisasi' 73 pesawat sebelum mereka meninggalkan Afghanistan setelah 20 tahun melakukan operasi militer di sana. Tapi masih ada 48 pesawat yang kini berhasil dikuasai Taliban meski tidak diketahui berapa jumlah unit yang masih bisa beroperasi.
Saat AS dan sekutunya meninggalkan Afghanistan, Taliban masih berharap mereka mendapat 'hadiah' peralatan militer dalam keadaan utuh. Soalnya Taliban merasa peralatan militer AS itu adalah aset nasional dan mereka adalah pemerintahan yang berkuasa saat ini.
"Mengapa Anda berpikir bahwa Amerika akan meninggalkan semuanya operasional untuk Anda?" tanya reporter Al Jazeera seperti dikutip ulang oleh Daily Mail, Jumat 3 September.
"Kami percaya itu adalah aset nasional dan kami adalah pemerintah sekarang dan ini bisa sangat berguna bagi kami," kata Taliban.
Reporter Al Jazeera menulis kalau Taliban kecewa, marah dan merasa dikhianati karena semua peralatan ini rusak dan tidak bisa diperbaiki lagi.
Taliban diyakini telah menguasai sebanyak 48 pesawat yang AS dan sekutunya. Artinya, Taliban kini memiliki angkatan udara yang jumlahnya lebih besar dari 10 negara NATO
Jenderal Frank McKenzie sebelumnya menjelaskan, pasukan Amerika melumpuhkan 73 pesawat sebelum akhirnya meninggalkan negara itu pada Senin malam. Baling-baling dan senjata disingkirkan dari pesawat dan helikopter.
Ssementara pesawat lain tergeletak dengan badan pesawat langsung di landasan, setelah rodanya dilepas sehingga tidak bisa dioperasikan. Taliban bisa saja membetulkan ini namun akan membutuhkan servis dan suku cadang yang rutin untuk memastikan heli dan pesawat ini bisa terbang, apalagi untuk dipakai berperang.