Djawanews.com – Hari ini merupakan batas akhir evakuasi AS di Afghanistan. Sebelum meninggalkan Afghanistan, militer Amerika Serikat (AS) terlebih dahulu melumpuhkan puluhan pesawat dan kendaraan lapis baja serta sistem pertahanan roket berteknologi tinggi yang ada di bandara Kabul.
Kepala Komando Pusat AS, Jenderal Kenneth McKenzie, menuturkan bahwa 73 pesawat yang ada di kompleks Bandara Internasional Hamid Karzai 'di-demiliterisasi' atau dibuat tidak berfungsi oleh tentara AS sebelum menuntaskan operasi evakuasi selama dua pekan terakhir.
"Pesawat-pesawat itu tidak akan pernah terbang lagi... Pesawat-pesawat itu tidak akan pernah bisa dioperasikan oleh siapapun," tegas McKenzie, melansir kantor berita AFP, Selasa, 31 Agustus.
"Sebagian besar dari pesawat-pesawat itu tidak digunakan dalam misi sejak awal. Tapi yang pasti pesawat-pesawat itu juga tidak akan bisa diterbangkan lagi," imbuhnya.
Tidak hanya itu, MeKenzie juga menyebutkan sejak 14 Agustus lalu Pentagon telah mengerahkan nyaris 6.000 tentara untuk mengamankan evakuasi di bandara Kabul dan meninggalkan sekitar 70 unit kendaraan taktis lapis baja MRAP (haraganya mencapai US$ 1 juta per unitnya) yang juga telah dilumpuhkan sebelum ditinggalkan.
Terdapat juga 27 unit Humvee di kompleks bandara Kabul. McKenzie memastikan kendaraan-kendaraan itu 'tidak akan pernah bisa digunakan kembali oleh siapapun'.
Selain itu, ada juga sistem pertahanan udara C-RAM -- roket penangkal, artileri, dan mortir -- yang biasanya digunakan untuk melindungi bandara Kabul dari serangan roket. Sistem itu membantu menangkal serangan lima roket dari kelompok Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) pada Senin (30 Agusutus) waktu setempat.
"Kami memilih untuk menjaga sistem itu beroperasi hingga menit-menit akhir (sebelum pesawat AS pergi)," kata McKenzie.
"Ini adalah prosedur yang rumit dan prosedur yang memakan waktu lama untuk menghancurkan sistem itu. Jadi kita demiliterisasi sistem itu agar tidak pernah digunakan lagi," tegasnya.