Djawanews.com – Sebuah video yang memperlihatkan ratusan siswa di Yahukimo, Papua melakukan aksi demo menolak Brimob memakai gedung sekolah mereka sebagai markas, viral di media sosial.
Video tersebut viral usai diunggah akun Twitter milik aktivis Papua, Mikael Kudiai.
Mikael Kudiai dalam unggahannya tersebut menjelaskan peristiwa itu terjadi ketika siswa ingin belajar dan sedang mempersiapkan ujain.
Namun tiba-tiba aparat berencana memakai gedung sekolah tersebut sebagai markas Brimob.
"Orang mau belajar, persiapan ujian, aparat bikin markas di gedung skolah di Yahukimo. Biadab betul," cuit Mikael Kudiai, dikutip pada Jumat, 12 Januari.
Nampak dalam video berdurasi 14 detik itu ketegangan terjadi antara siswa yang memakai seragam SMA dengan aparat bersenjata lengkap. Selain itu juga terdengar suara orasi dari seseorang yang mengikuti aksi unjuk rasa.
Sontak cuitan Mikael Kudiai tersebut mendapat sejumlah komentar dari netizen lainnya.
"Wah.... Miris skali, nanti apabila sekolah dibakar oleh pejuang papua merdeka karena aparat TNI bermarkas di sekolah, trus yang di salahkan TPNPB," tulis seorang netizen.
"Ini PBB ADA DI MANA..KENAPA PBB DIAM MEMBISU MEMBIARKAN RAKYAT PAPUA MEMDERITA DARI TAHUN KE TAHUN," komentar netizen lainnya.
Sementara itu media setempat, suarapapua.com melaportkan, diperkirakan ratusan pelajar yang mengikuti aksi tersebut berasal dari SMA Negeri 2 Dekai, SMA Negeri Ninia, SMA Negeri Angguruk, dan SMK 2 Dekai.
Adapun aksi unjuk rasa tersebut dilakukan di Dinas Pendidikan di Kabupaten Yahukimo, pada Kamis, 20 Januari 2022.
Penolakan tersebut bermula dari para pelajar dari empat sekolah di Kabupaten Yahukimo yang diminta untuk mengosongkan sekolahnya lantaran ingin ditempati pasukan Brimob.
Koordinator Aksi, Denias Helembo mengungkapkan bahwa empat sekolah tersebut jadi tempat tinggal Brimob sejak bulan Oktober 2021 hingga sekarang.
Sudah tentu kehadiran aparat di sekolah membuat aktivitas dan kegiatan belajar terganggu.
"Kami mau belajar dengan tenang dan aman, kami tidak mau belajar dalam tekanan militer Indonesia, kami meminta pemerintah ambil langkah untuk minggu depan kami belajar seperti biasa," tegas Denias.