Djawanews logo
×
  • Masuk
  • Berita Hari Ini
  • Bisnis
    • Entrepreneur
    • Market
  • Lifestyle
    • Fashion
    • Infotainment
    • Inspirasi
    • Kesehatan
    • Relationship
  • Otomotif
  • Sepak Bola
  • Sport
  • Teknologi
  • Travel
  • Serba-serbi
  • Kriminal
  1. Home
  2. Berita Hari Ini
Tak Ada yang 'Asli', Peneliti: Semua Penduduk Indonesia adalah Pendatang
Tak ada penduduk yang ‘asli’ Indonesia (shutterstock.com)

Tak Ada yang 'Asli', Peneliti: Semua Penduduk Indonesia adalah Pendatang

Fajar Prasetyo
Fajar Prasetyo 16 Agustus 2021 at 11:15am

Djawanews.com - Indonesia memiliki penduduk hingga ratusan juta jiwa yang tinggal di berbagai pulau. Suku, budaya, hingga bahasanya pun beraneka ragam. Namun ternyata, tak ada penduduk yang 'asli' Indonesia. Mengapa begitu?

Hal ini disampaikan oleh Pradiptajati Kusuma, peneliti genetika manusia dan evolusi dari Eijkman Institute.

Dalam penelitian yang dilakukan menyebutkan tak ada penduduk asli karena semua penduduk Indonesia adalah pendatang. Orang Indonesia sendiri memiliki campuran genetika yang beragam. Hal ini kian menguatkan bukti bahwa tak ada manusia Indonesia yang 'asli' atau 'pribumi'.

"Semua orang Indonesia adalah migran [pendatang]," kata Pradiptajati.

Hasil studi genetika Eijkman Institute, yang melibatkan 70 populasi etnik di 12 pulau di Indonesia, membuktikan adanya pembauran beberapa leluhur genetik dari periode dan jalur berbeda.

Pencampuran genetika di Indonesia berkaitan erat dengan aktivitas migrasi orang-orang dari daratan Asia. Migrasi itu dimulai sekitar 50.000 tahun silam, ke wilayah yang kini disebut Indonesia.

Pengembaraan manusia modern (homo sapiens) ke Indonesia merupakan bagian kisah epik para leluhur yang keluar dari Afrika ke seluruh dunia. Kira-kira dimulai pada 150.000 dan 200.000 tahun silam.

"Tidak hanya sekali (gelombang migrasi ke Indonesia), tapi berkali-kali," ungkapnya.

"Kompleks sebenarnya, cuma kita menggeneralisasi, kurang-lebih ada empat gelombang kedatangan."

Indonesia Tempat Berlalu-lalang

Kesimpulan seperti ini menguatkan temuan-temuan sebelumnya pada pengetahuan arkeologi dan linguistik yang mengindikasikan bahwa nenek moyang orang-orang Indonesia adalah pendatang.

Sejak dulu, wilayah Indonesia telah menjadi tempat manusia berlalu-lalang. Sebelum menuju Pasifik atau ke Australia, mereka akan melalui atau bahkan memilih menetap di Indonesia.

Gelombang pertama datang kira-kira 50.000 tahun silam. Para pendatang ini masuk lewat jalur selatan menuju Paparan Sunda- Kalimantan. Saat itu, Sumatra dan Jawa masih menyatu. Mereka pun mengembara sampai Papua dan Australia.

Di masa itu, daratan Papua dan Australia juga masih menyatu yang disebut Paparan Sahul.

"Orang-orang yang 'keluar dari Afrika' adalah yang pertama kali datang, ke wilayah [yang sekarang disebut] Indonesia, yang mendiami Papua dan Australia," ungkap Pradiptajati.

Kemudian gelombang kedua adalah orang-orang dari wilayah daratan Asia Tenggara sekitar 30.000-40.000 tahun lalu. Para ahli mengategorikan para pengembara ini dalam kelompok bahasa Austronesia, seperti Vietnam, Kamboja dan sekitarnya yang masuk ke Kalimantan, Sumatra, Jawa.

Baca Juga:
  • Tidak Ada Pribumi, Semua Manusia Indonesia Pendatang

Gelombang Ketiga dan Keempat

Kemudian, sekitar 5.000 atau 6.000 tahun lalu, gelombang ketiga berdatangan dari wilayah China selatan dan Formosa (kini disebut Taiwan).

Menurut Pradiptajati, kaum imigran ini bergerak ke selatan melalui Filipina, Kalimantan, Sulawesi, dan bergerak ke barat ke Sumatra dan ke Mentawai.

"Adapun yang bergerak ke timur, masuk ke Maluku, Papua bagian pantai, hingga mengembara ke Hawaii," paparnya.

Gelombang keempat, terjadi pada masa sejarah antara abad ketiga dan 13. Saat itu pedagang China, Arab, dan India berdatangan ke wilayah yang kini disebut Indonesia. Jejak genetik para imigran gelombang keemat ini sangat jelas saat ini dalam populasi yang ada di Indonesia.

Namun demikian, Pradip menggarisbawahi, di antara gelombang kedua dan ketiga, serta antara gelombang ketiga dan keempat, masih ada pola migrasi yang disebutnya "masih misterius" sampai sejauh ini.

"Ini yang sedang kita dalami dengan pendekatan DNA purba dari bukti-bukti fosil sekian ribu tahun silam," tandasnya.

Dalam perjalanannya, saat penyebarannya berlangsung di wilayah Indonesia, terjadilah pembauran antar manusia dengan latar perbedaan secara DNA.

Seperti terekam dalam acara kajian sains 'Asal Usul Manusia Indonesia' yang digelar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Eijkman Institute dan Historia.id, dua tahun silam, pembauran itu membuat komposisi gen ikut berubah selain tampilan fisik, kebiasaan, bahasa dan bahasa.

Periode perubahan gen masyarakat Indonesia disebut berlangsung selama ribuan tahun. Selain hubungan pernikahan, perubahan itu disebabkan aspek lingkungan, kebiasaan, makanan, dan aneka jenis interaksi lainnya.

Bagikan:
#tak ada yang asli#pribumi#peneliti#penduduk indonesia#pendatang#migrasi#Asia Tenggara

Berita Terkait

    Rano Karno Resmikan Rute Baru Transjabodetabek Sawangan-Lebak Bulus, Ini Rutenya
    Berita Hari Ini

    Rano Karno Resmikan Rute Baru Transjabodetabek Sawangan-Lebak Bulus, Ini Rutenya

    Djawanews.com – Wakil Gubernur DKI Jakarta, Rano Karno, meresmikan pengoperasian rute baru Transjabodetabek yang menghubungkan Sawangan, Depok, dengan Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Rabu, 4 Juni. Rute ini diberi ....
    MS Hadi
    MS Hadi
  • Arab Saudi Operasikan Sistem Pendingin Terbesar Dunia di Masjidil Haram
    Berita Hari Ini

    Arab Saudi Operasikan Sistem Pendingin Terbesar Dunia di Masjidil Haram

    MS Hadi 04 Jun 2025 12:10
  • Wamen PKP Tegaskan Rumah Subsidi Harus Penuhi Standar Minimal Tipe 36 dan 40
    Berita Hari Ini

    Wamen PKP Tegaskan Rumah Subsidi Harus Penuhi Standar Minimal Tipe 36 dan 40

    MS Hadi 04 Jun 2025 11:18
  • Kerap Jadi Tempat Pesugihan, 31 Makam Keramat Palsu di Petir Serang Dibongkar Warga
    Berita Hari Ini

    Kerap Jadi Tempat Pesugihan, 31 Makam Keramat Palsu di Petir Serang Dibongkar Warga

    Djawanews.com – Warga Desa Seuat, Kecamatan Petir, Kabupaten Serang, Banten, membongkar 31 makam keramat palsu di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Kampung Kamadean. Pembongkaran ini merupakan hasil musyawarah dari ....
    MS Hadi
    MS Hadi
  • Luncurkan Benyamin S Award, Pramono Janjikan Lurah Terbaik Berkunjung ke Luar Negeri: London, New York
    Berita Hari Ini

    Luncurkan Benyamin S Award, Pramono Janjikan Lurah Terbaik Berkunjung ke Luar Negeri: London, New York

    MS Hadi 04 Jun 2025 09:08
  • Menkes Akui Kenaikan Kasus COVID-19, Minta Masyarakat Tidak Terlalu Khawatir
    Berita Hari Ini

    Menkes Akui Kenaikan Kasus COVID-19, Minta Masyarakat Tidak Terlalu Khawatir

    MS Hadi 04 Jun 2025 08:17

Anda Harus Tahu

Pasangan Calon Pengantin Dianjurkan Vaksin Sebelum Menikah, Apa Saja Jenisnya?
Kesehatan

Pasangan Calon Pengantin Dianjurkan Vaksin Sebelum Menikah, Apa Saja Jenisnya?

Polusi Udara Memburuk, Ketahui 7 Langkah Melindungi Paru-paru Anda
Lifestyle

Polusi Udara Memburuk, Ketahui 7 Langkah Melindungi Paru-paru Anda

Kesalahan Makan Yogurt yang Bisa Bikin Tubuh Makin Melar
Lifestyle

Kesalahan Makan Yogurt yang Bisa Bikin Tubuh Makin Melar

Simpan Banyak File tanpa Bikin Ponsel Lemot, Ketahui 7 Tips Hemat Memori Android
Teknologi

Simpan Banyak File tanpa Bikin Ponsel Lemot, Ketahui 7 Tips Hemat Memori Android

Mudik Bersama Anak, Jangan Lupakan Obat Ini!
Lifestyle

Mudik Bersama Anak, Jangan Lupakan Obat Ini!

Pakar Bagikan Kiat Memilih Olahraga saat Menjalankan Puasa Ramadan
Kesehatan

Pakar Bagikan Kiat Memilih Olahraga saat Menjalankan Puasa Ramadan

Populer

Fadli Zon Ungkap Anggaran Penulisan Ulang Sejarah Sekitar Rp9 miliar
Berita Hari Ini

1

Fadli Zon Ungkap Anggaran Penulisan Ulang Sejarah Sekitar Rp9 miliar

Jemaah Haji Wajib Punya Kartu Nusuk untuk Masuk Makkah, Ini Fungsi dan Cara Mendapatkannya
Berita Hari Ini

2

Jemaah Haji Wajib Punya Kartu Nusuk untuk Masuk Makkah, Ini Fungsi dan Cara Mendapatkannya

Pengerukan Kali Ciliwung, Pramono Tegaskan Tak Akan Ada Penggusuran
Berita Hari Ini

3

Pengerukan Kali Ciliwung, Pramono Tegaskan Tak Akan Ada Penggusuran

Universitas Tokyo Pertimbangkan Tampung Mahasiswa Harvard yang Terdampak Kebijakan Trump
Berita Hari Ini

4

Universitas Tokyo Pertimbangkan Tampung Mahasiswa Harvard yang Terdampak Kebijakan Trump

Tidak Ada Lagi Istilah Orde Lama dalam Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Ini Alasannya
Berita Hari Ini

5

Tidak Ada Lagi Istilah Orde Lama dalam Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Ini Alasannya

Pilihan Editor

Lukisan Danang Farshad di ARTJOG 2024, Tentang Konservasi Laut dan Serangan Alien
Berita Hari Ini

Lukisan Danang Farshad di ARTJOG 2024, Tentang Konservasi Laut dan Serangan Alien

Jokowi: Saya Mengenal Rizal Ramli sebagai Ekonom Cerdas dan Aktivis Kritis karena Cinta terhadap Bangsanya
Berita Hari Ini

Jokowi: Saya Mengenal Rizal Ramli sebagai Ekonom Cerdas dan Aktivis Kritis karena Cinta terhadap Bangsanya

Tak Ingin Ada Konflik Internal di Timnas AMIN, Ahmad Ali Minta Maaf ke Sudirman Said
Berita Hari Ini

Tak Ingin Ada Konflik Internal di Timnas AMIN, Ahmad Ali Minta Maaf ke Sudirman Said

BNPT: Sebanyak 148 Teroris Ditangkap Sepanjang 2023, Didominasi JII dan JAD
Berita Hari Ini

BNPT: Sebanyak 148 Teroris Ditangkap Sepanjang 2023, Didominasi JII dan JAD

Representasikan Wisata Budaya, Satpam Borobudur Pakai Seragam Bernuansa Jawa
Berita Hari Ini

Representasikan Wisata Budaya, Satpam Borobudur Pakai Seragam Bernuansa Jawa

Mahasiswa IPB yang Hilang Saat Penelitian di Pulau Sempu Ditemukan Sudah Tak Bernyawa
Berita Hari Ini

Mahasiswa IPB yang Hilang Saat Penelitian di Pulau Sempu Ditemukan Sudah Tak Bernyawa

Follow Google News Kami: Djawanews logo
Djawanews logo
Tentang Kami Kontak Kami Privacy Policy Redaksi Pedoman Media Siber Karir
fb
tw
ig
© Copyright 2025 Djawanews Media Utama
arrow-up