Djawanews.com - Politikus PDI Perjuangan (PDIP) Arteria Dahlan menyerang balik para pengkritik rencana perubahan warna pesawat kepresidenan. Kata Arteria, jangan-jangan para pengkritik itu tidak terima karena warna pesawat kepresidenan berbeda dengan warna bendera partai.
Sebelumnya, politisi Partai Demokrat memang menyerang istana terkait rencana pengecatan ulang warna biru menjadi merah di pesawat kepresidenan.
"Sekarang pesawat kepresidenan berwarna merah. Entah maksudnya apa, bisa warna bendera, bisa juga Corona. Dulu biru. Desain dan warna karya seorang mayor desainer di TNI AU," kata Ketua Bappilu Partai Demokrat Andi Arief. Warna bendera partai tempat Andi Arief bernaung memang identik dengan warna biru.
Andi Arief mengatakan ada alasan kenapa pesawat kepresidenan dicat biru. Salah satunya dominasi biru langit adalah upaya peningkatan keamanan penerbangan, sebagai warna kamuflase saat terbang.
Arteria memang tidak merujuk kepada Partai Demokrat secara langsung. Namun dia berharap publik bisa dewasa melihat kritikan para elite.
Jangan sampai publik terbawa permainan politik pihak-pihak yang merasakan 'post colour syndrome', yang merupakan pelesetan dari postpower syndrome. Atau sindrom pascakekuasan yang terjadi karena tak bisa melepaskan diri dari kekuasaan yang sudah hilang.
"Warna bendera negara kita kan merah putih, bukan warna biru. Justru kita bertanya, kok dulu tak sejak awal pesawat itu diwarnai merah putih? Lalu apa yang salah dengan warna pesawat kepresidenan jika diubah menjadi merah putih sesuai warna bendera negara kita?" kata Arteria Dahlan, dalam keterangannya, Rabu (4/8/2021).
Lebih jauh, dia menilai masyarakat justru harus waspada jangan sampai terjerat dengan logika yang dibangun pihak tertentu yang tak bisa menerima warna bendera partainya tak lagi identik dengan warna pesawat kepresidenan yang lama.
Padahal, justru warna pesawat kepresidenan saat ini, merah putih, adalah perwujudan simbol negara sesuai warna bendera nasional Indonesia.
"Mari berhati-hati dengan yang post power syndrome. Mungkin saja ini nanti jadinya post colour syndrome hanya karena tak bisa menerima bahwa warna pesawat kepresidenan tak lagi sama dengan warna bendera partainya," kata Arteria.
Sebelumnya, pesawat ini sudah ada sejak zaman pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono. Sudah sejak awal warna biru langit mendominasi Pesawat Kepresidenan Indonesia-1 atau BBJ 2.
Istana melalui Kepala Sekretariat Presiden, Heru Budi Hartono bilang, rencana pengecetan ulang pesawat ini sudah ada sejak tahun 2019 lalu. Artinya sebelum pandemi Covid-19 muncul.
Warna biru langit itu nantinya akan diubah menjadi warna merah putih. Seluruh pengerjaan dan perawatan pesawat ini akan dilakukan di Indonesia.
"... diharapkan dapat memberikan kebanggaan bagi bangsa dan negara," kata Heru Budi Hartono, dalam keterangan tertulis, Selasa, 3 Agustus.