Djawanews.com – Pakar ekonomi senior Rizal Ramli merespons pernyataan Menkeu Sri Mulyani yang memperkirakan kuota BBM bersubsidi jenis Pertalite dan Solar akan habis pada Oktober mendatang.
“Mengaku subsidi BBM untuk rakyat, kenyataan subsidi demi inefisiensi Pertamina 20 persen,” ujar Rizal Ramli, diktuip dari GenPI.co, Selasa 30 Agustus.
Selain itu, mantan Menteri Koordinator Perekonomian ini juga mempertanyakan pengakuan pemerintah telah memberi subsidi listrik. Ia menuding bahwa langkah tersebut dilakukan demi oligarki batu bara.
“Kemudian, mengaku tidak punya uang, tetapi terus membiayai ibu kota baru. Pantas saja ambyar,” kata Rizal Ramli.
Dirinya juga mengaku heran mengapa BBM subsidi tak dilanjutkan. Padahal, menurutnya, Pertamina bisa mendapatkan banyak untung jika efisien dalam menjalankan bisnisnya.
“Mayoritas BUMN tidak effisien. Pertamina, pasarnya oligopolistik, sangat tidak efisien,” kata dia.
Tidak hanya itu, Rizal Ramli juga mengkritik Komisaris Utama Pertamina Basuki Tjahaja Purnama yang tidak menurunkan biaya operasional dan menaikkan efisiensi.
“Manajemen Pertamina harus dikocok-ulang. Jangan hanya demi utang budi Presiden Jokowi kepada Ahok, Pertamina dikorbankan,” tandasnya.