Pagi ini Kementrian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) kembali kedatangan seorang tokoh, yakni Mantan petinggi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Chandra Hamzah, Senin (18/11/2019). Chandra tiba di Kementrian BUMN pada pukul 8.30 WIB yang terlihat datang berjalan kaki dari sisi belakang BUMN.
Dengan mengenakan kemeja batik dominan cokelat, Chandra langsung menuju lobi dan menghampiri resepsionis. Ia terlihat berbincang sedikit lama dengan petugas sambil menjelaskan maksud kedatangannya. Setelah menunggu beberapa saat, ia dijemput staf Erick. Chandra juga terlihat mengenakan kartu identitas yang ia kalungkan di leher.
Tak banyak komentar saat Chandra ditanyai wartawan mengenai tujuan kedatangannya di Kementrian BUMN. Namun, ia mengaku akan ngopi bersama Erick di atas. Ruangan yang dituju berada di lantai 19.
“Ngopi-ngopi aja,” katanya sambil berlalu ke meja resepsionis, Senin (18/11).
Chandra Tersenyum Saat Disinggung Mengenai Tawaran Jadi Bos BUMN
Wartawan juga sempat menyinggung rencana pemberian jabatan kepada mantan petinggi KPK tersebut di BUMN. Namun, ia hanya tersenyum.
Kabar dipanggilnya Chandra Hamzah oleh Menteri BUMN memang telah berembus dari beberapa hari lalu. Dari kabar yang beredar, pertemuan Erick dan Chandra tak jauh beda dengan pertemuan Chandra dan Basuki Tjahaja Purnama (BTP) beberapa hari lalu. Kemungkinan, Erick akan menawari Chandra untuk mengisi salah satu kursi di BUMN.
Chandra Hamzah sendiri bukan orang sembarangan. Berbagai jabatan tinggi pernah ia duduki, salah satunya pernah menjabat sebagai Wakil Ketua KPK Bidang Penindakan serta Bidang Informasi dan Data periode 2007-2011.
Selain di KPK, lelaki berlatar belakang Sarjana Hukum Universitas Indonesia ini juga sempat menjadi Komisaris Utama PT PLN (Persero). Ia diangkat pada bulan Desember 2014. Setelah itu, Rini Soemarno (mantan Menteri BUMN) mengangkat Chandra sebagai Komisaris Utama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk atau BTN. Dengan pengangkatan tersebut, Chandra memiliki dua jabatan sebagai Komisaris Utama dua BUMN besar.
Jabatan Chandra di BTN ia lepas melalui surat pengundurannya yang ia sampaikan ke Rini. Alasan mundurnya Chandra karena ia merasa telah menduduki jabatan di PLN, sehingga ia ingin menyelesaikan beberapa pekerjaan di BUMN tersebut. Salah satunya ia ingin menyelesaikan proyek pembangkit listrik 35 giga watt (GW) yang menjadi fokus utama kelistrikan pemerintah saat itu.
Kementerian BUMN memang berencana mengevaluasi kinerja jajaran di perusahaan milik negara. Erick Thohir selaku Menteri BUMN mengatakan bahwa perusahaan milik negara membutuhkan figur-figur yang bagus. Oleh karena itu, tokoh-tokoh terpilih akan ia tarik sebagai bos BUMN.