Djawanews.com – Muhammad Said Didu mengungkap peran Presiden ke-2 RI Soeharto dalam menjadikan kawasan Mandalika di Lombok NTB sebagai kawasan pariwisata. Hal itu disampaikan Said Didu melalui akun Twitter pribadinya.
"Mumpung lagi di Lombok, ingin membagi sedikit pengetahuan tentang Kawasan Pariwisata Mandalika yang saat ini memiliki lintasan balap motor MotoGP yang tahun ini sebagai tahun pertama pelaksanaan balap MotoGP di Mandalika," ujar Said Didu, Jumat 18 Maret.
Pengelola saat itu adalah Bali Tourism Development Center (BTDC) dengan nama LTDC (Lombo Tourism Development Center. Dan kini BTDC berubah jadi ITDC (Indonesia Tourism Development Center).
Mantan Sekretaris Kementerian BUMN ini mengatakan, perkembangan Kawasan Mandalika tidak secepat pengembangan Kawasan Wisata Nusa Dua Bali.
Namun di pihak lain, ada swasta yang mendapatkan konsesi lahan pengembangan Wisata di wilayah Mandalika.
"Pihak swasta tersebut kena krisis ekonomi 1998 dan asset tersebut disita oleh negara," jelas Said Didu.
Dia melanjutkan, Untuk mempercepat pengembangan Kawasan Wisata Mandalika, tahun 2005/2006 diambil keputusan berupa pemindahan Bandara Lombok - diresmikan 2011
Kemudian, pemindahan aset swasta yang disita negara menjadi aset ITDC agar kawasan wisata Mandalika makin luas - selesai 2010.
"Sejak dulu memang masih tersisa beberapa kasus tanah di Kawasan Wisata Mandalika yang harus diselesaikan," katanya.
"Dulu ada gagasan Mandalika menyiapkan kawasan wisata khusus dari wisatawan Timur Tengah yang memerlukan sarana dan kultur khusus tapi belum terwujud," imbuh Said Didu.
Harapannya, semoga dengan pelaksanaan MotoGP di kawasan Mandalika menjadi pendorong pengembangan Kawasan Wisata Mandalika yang didirikan sejak 49 tahun lalu agar memberi dampak bagi perekonomian rakyat di NTB.
"Jadi Mandalika adalah program berkesinambungan pemerintah sejak 49 tahun lalu," tuturnya.
"Kebetulan saya terlibat dalam 2 event yaitu Pemindahan Bandara Lombok oleh PT Angkasa Pura yg selesai 2011 dan pengalihan lahan swasta yg disita negara jadi lahan Mandalika," pungkasnya.