Djawanews.com – sejumlah pelajar dan buruh ditangkap polisi karena diduga menjadi provokator saat demo tolak Omnibus Law UU Cipta Kerja di depan Kantor DPRD Jateng, Jalan Pahlawan Kota Semarang.
Unjuk rasa berakhir ricuh. Para demonstran dibubarkan paksa oleh ppolisi dengan menembakkan gas air mata.
Terkait hal ini, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyambangi Mapolrestabes Semarang, Rabu (7/10/2020) malam untuk menengok para buruh dan siswa yang berada di sana.
Di hadapan Ganjar, para pelajar STM yang diamankan polisi dengan polos mengatakan hanya ikut-ikutan ikut aksi massa di depan Gedung DPRD jateng.
Mereka tak tahu menahu soal tuntutan para demonstran.
“Bangun tidur di rumah sepi, lihat ponsel status pada ramai demo terus ikut. Nggak tahu demo apa. Tahunya demo RUU, gak tau isinya apa,” ujar para siswa STM tersebut saat menjawab pertanyaan Ganjar.
Sementara itu, Ganjar Pranowo menyampaikan bahwa demonstrasi yang merusak sebenarnya bisa dihindari apabila mengedepankan komunikasi.
Ganjar juga mengaku prihatin dengan siswa SMA/SMK yang ikut aksi massa tersebut. Sebab mereka tidak tahu substansi aksi unjuk rasa.
“Ini anak-anak kita lebih baik kan diedukasi secara benar, sebab SMA/SMK ini kan tanggung jawab saya, tanggung jawab provinsi sehinga kalau anak-anak itu sebenarnya kita bisa memberikan fasilitas,” ucap Ganjar.
Ganjar Pranowo mengatakan, sejak awal dirinya sudah meminta pemerintah pusat dan DPRS agar melakukan sosialisasi dan desiminsi kepada masyarakat soal isi Omnibus Law UU Cipta Kerja. apabila hal tersebut dilakukan, maka kericuhan seperti di Semarang ini tidak sampai terjadi, terlebih sampai melibatkan siswa SMA/SMK.