Djawanews.com – Mantan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Roy Suryo bersama Amien Rais, dr. Tifauzia (Tifa), serta massa dari Tim Pembela Ulama dan Aktivis (TPUA) mendatangi Universitas Gadjah Mada (UGM) untuk mempertanyakan keaslian ijazah Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi). Mereka menuntut klarifikasi apakah Jokowi benar-benar lulusan Fakultas Kehutanan UGM.
Rombongan yang didominasi oleh ibu-ibu dari berbagai daerah tiba di Fakultas Kehutanan sekitar pukul 07.00 WIB. Namun, dalam audiensi dengan pihak kampus, hanya tiga perwakilan (Roy Suryo, Tifauzia, dan Rismon Hasiholan) yang diterima karena keterbatasan ruangan. Pertemuan itu juga dihadiri 11 alumni UGM yang merupakan rekan kuliah Jokowi.
Roy Suryo mengaku pertemuan berlangsung singkat namun intensitas agak tinggi karena terjadi perdebatan. Roy mengatakan pada dasarnya mereka hanya ingin memastikan keaslian skripsi Jokowi.
"Pertemuan berlangsung cukup singkat dan agak tinggi. Saat perdebatan terjadi silang pendapat dan saya juga hampir ngotot. Itu hal yang biasa. Intinya, kami datang ke UGM untuk melihat skripsi pak Jokowi. Namun pihak UGM menyatakan itu melanggar Undang-undang keterbukaan informasi," kata Roy usai pertemuan.
"Namun saya mengatakan kalau saya yang membuat UU keterbukaan informasi. Jadi, UU tahun 2008 memperbolehkan setiap orang melihat skripsi orang lain. Dengan pertimbangan itu, mereka akhirnya menunjukkan skripsi," ujarnya.
Roy Suryo, lebih lanjut, mengatakan dari audiensi itu ada kesepakatan dari kedua belah pihak. Namun ada pula yang tidak sepakat.
"Saat ditunjukkan memang benar itu skripsi Jokowi. Tetapi ada perbedaan ketikan. Di batang tubuh itu diketik biasa. Tetapi di bagian depan diketik dengan cetakan yang tidak pada zamannya. Selain itu tidak ada lembar pengesahan dari dosen pengujinya," ucap Roy Suryo.
Roy Suryo dkk sendiri hanya bisa melihat skripsi Jokowi tetapi tidak ada ijazah karena kampus tidak menyimpan dokumen tersebut. Ijazah asli diberikan kepada mahasiswa bila sudah lulus kuliah dan memenuhi persyaratan pengambilan ijazah, termasuk Jokowi. Sedangkan kampus menyimpan fotokopi dari ijazah tersebut.
Terkait dengan ijazah tersebut, Roy Suryo menyatakan pihaknya bakal datang ke Solo untuk menemui Jokowi. Mereka ingin memastikan keaslian ijazah itu. Bahkan mereka siap mendatangi desa tempat Jokowi melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN)
Sebelumnya, Wakil Rektor Bidang Pendidikan dan Pengajaran UGM Wening Udasmoro dalam pertemuan itu memastikan bila Jokowi merupakan mahasiswa dan dinyatakan lulus sarjana.
"Jokowi tercatat sebagai mahasiswa UGM dari awal hingga akhir kuliah. Dia mengikuti kegiatan sivitas akademika dan itu ada bukti-buktinya di Fakultas Kehutanan," kata Wening.
Hal senada dikatakan Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Pengabdian kepada Masyarakat dan Alumni Arie Sujito bahwa Jokowi juga mengikuti KKN dan ujian skripsi serta dinyatakan lulus.
"Dalam audiensi kami diberitahu lokasi KKN. Nanti kami akan kroscek. Karena ada foto-fotonya, jadi buktinya pun harus ada. Terkait ijazah asli, teman-teman akan bergerak ke Solo. Tetapi saya mungkin tidak ikut ke Solo," ucap Roy Suryo.
Perwakilan TPUA sendiri merasa kurang puas dengan pembuktian oleh UGM. Kejanggalan-kejanggalan itu, kata Roy, tentunya tidak membuat isu skripsi dan ijazah Jokowi makin terang.
Perwakilan lain dari TPUA, Tifauzia sementara itu meminta UGM agar bersikap netral. Pasalnya, kata Tifa, UGM tak menunjukkan dokumen-dokumen pendukung bukti Jokowi pernah kuliah di UGM, selain ijazah. Semisal, transkrip nilai dan Kartu Hasil Studi (KHS).
"Kalau ingin melihat ijazah ya kami harus meminta kepada yang bersangkutan. Satu-satunya cara ya kami ke kediaman beliau," kata Tifa, sapaannya.
Setelah berakhirnya audiensi, Roy Suryo dkk kemudian melakukan orasi di bunderan UGM. Kegiatan itu berlangsung sampai sekitar pukul 12.00 siang.