Djawanews.com – Pengamat politik Rocky Gerung memberikan pernyataan pedas yang memutarbalikkan fakta atas ungkapan Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan. Hal tersebut terkait klaim Luhut mengenai big data yang menyebutkan 110 juta pengguna media sosial setuju Presiden Jokowi lanjut.
Diketahui, Luhut bermaksud menyampaikan bahwa 110 juta pengguna sosial menyetujui perpanjangan masa jabatan presiden hingga 3 periode. Namun pernyataan tersebut dibantah Rocky Gerung. Menurut Rocky, dari data yang diungkapkan Luhut menandakan bahwa sisa 160 juta pengguna lainnya ingin Jokowi mundur.
Jadi secara mudahnya, Rocky berpendapat jika Luhut beranggapan 110 Juta masyarakat Indonesia ingin Presiden Jokowi 3 periode, maka selebihnya menginginkan Presiden Jokowi mundur. Sisanya itu ada 160 juta masyarakat Indonesia.
Rocky Gerung Sebut Luhut Pembohong karena Tak Berani Transparansi Soal Big Data
Pernyataan Rocky itu diposting melalui kanal YouTube pribadinya, yakni di Rocky Gerung Official sebagaimana dilihat pada Kamis 17 Maret. Meskipun Luhut mengakui tidak menginginkan Presiden Jokowi memperlanjang masa jabatan, tapi menurut RG, Luhut lah yang terus menerus mengkampanyekan penundaan itu.
“Kendati pak Luhut menganggap pak Jokowi tidak mengiginkan tapi pak Luhut sendiri yang terus menerus mengkampanyekan penundaan ini,” katanya Rocky.
Rocky Gerung bahkan menyebut jika meskipun presiden tidak setuju dengan Luhut, harusnya sudah ditegur atau di resafel. Dia melanjutkan dengan menyebut jika yang masuk akal menurut Luhut adalah perpanjangan masa jabatan Presiden, bukan percepatan pemilu.
“Tentu pak Luhut mengagap bahwa saya punya data meskipun saya tidak bisa buka. Jadi pak Luhut itu tetap ngotot bahwa perpanjangan ini masuk akal yang tidak masuk akal itu adalah percepatan,” paparnya.
“Jadi kalau ditanya ke saya apa dasarnya presiden harus mundur, ya gampang jawabnya karena 110 juta orang menginginkan Presiden untuk tetap melanjutkan, berarti sisanya 270 dikurang 110 berarti sisanya 160 juta, lebih baik mundur kan gampang," tandanya.
Sebelumnya, Luhut mengklaim memiliki big data 110 juta pengguna media sosial menginginkan jabatan Presiden di perpanjang. Namun, juru bicara Luhut Binsar, Jodi Mahardi menyebut jika big datanya tidak bisa dibeberkan karena itu data milik internalnya. Hal tersebut jelas saja menjadi tanda tanya besar, apalagi oleh seorang pengamat politik seperti Rocky Gerung.
Dapatkan arta harian terbaru lainya, ikuti portal berita Djawanews dan akun Instagram Djawanews.