Djawanews.com – Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai NasDem Johnny G. Plate mengatakan banyak politisi yang coba mengatur hak prerogatif kepala negara terkait perombakan kabinet atau reshuffle.
Hal ini menanggapi pernyataan Ketua DPP PDI Perjuangan Djarot Saiful Hidayat yang meminta menteri-menteri dari Partai NasDem mengundurkan diri sebelum Presiden Joko Widodo merombak kabinet atau reshuffle.
"Terlalu banyak politisi saat ini yang merasa seolah-olah jadi presiden dadakan dan mencoba mengatur prerogative rights presiden," kata Johnnya kepada wartawan, Rabu 4 Januari.
Dia meminta para politisi maupun pihak lain tidak lagi membuat kegaduhan politik dengan menyebarkan komentar yang tidak bermanfaat.
"Enggak usahlah itu, tidak perlu membuat ruang publik dan diskursus politik menjadi bising yang tidak bermanfaat," kata Johnny.
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) itu mengatakan, lebih baik semua pihak fokus saja pada penyelenggaran negara dan pembangunan nasional yang membutuhkan kestabilan politik.
Dia menekankan, Indonesia lebih butuh kerja sama antar anak bangsa untuk menghadapi tantangan global.
"Saat ini lebih baik fokus pada penyelenggaran negara dan pembangunan nasional yang membutuhkan stabilitas politik, soliditas nasional dan kegotongroyongan bangsa dalam menghadapi tantangan besar akibat perubahan situasi geopolitik global," tegasnya.
Terkait dengan wacana reshuffle, Partai NasDem menyerahkan keputusan sepenuhnya kepada Presiden Jokowi.
Selain itu, Partai NasDem juga tetap konsisten mendukung pemerintahan Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin.
"NasDem mendukung pak Jokowi dengan segenap kemampuannya baik di pemerintahan maupun di parlemen. Dan akan tetap konsisten dengan sikap memberikan dukungan penuh pada Pemerintahan pak Jokowi - Kiai Marif Amin," tegasnya.
Sebelumnya, Djarot Saiful Hidayat kembali menyindir Partai NasDem di tengah wacana reshuffle. Menurutnya, menteri-menteri dari NasDem sebaiknya mengundurkan diri saja.
Hal ini merespons kinerja sejumlah menteri dari Partai NasDem dan juga sikap partai besutan Surya Paloh yang belakangan mendeklarasikan mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden (capres) 2024.
"Satu, kinerjanya. Dua, termasuk partainya. Kalau memang gentle betul, sudah seperti itu, akan lebih baik untuk menteri-menterinya, lebih baik mengundurkan diri, itu lebih gentle," tagas Djarot di Kantor DPP PDIP, Menteng, Jakarta, Selasa 3 Januari.
Menurut Djarot, menteri-menteri dari NasDem sudah tak cocok lagi mengerjakan program-program Jokowi. Terlebih, NasDem sempat menyebut Anies sebagai antitesa Jokowi.
"Sebab mungkin agak tidak cocok dengan kebijakan Pak Jokowi. Termasuk yang disampaikan adalah sosok antitesis Pak Jokowi," ucapnya.