Djawanews.com – Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) bidang dakwah Cholil Nafis angkat bicara terkait akan diadakannya Reuni 212 dalam waktu dekat ini. Ia menyebur acara yang rencananya akan dihelat pada 2 Desember 2021 itu tidak penting.
Cholil juga mengingatkan kegiatan tersebut bisa menimbulkan klaster baru penularan COVID-19 yang saat ini sedang melandai.
"Nggak usah ada reunian. Khawatir ada klaster Covid dan acaranya tidak penting," kata Cholil, dikutip dari Terkini.id, Senin, 29 November.
Senada dengan Cholil Nafis, Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama atau PWNU DKI Jakarta, KH Syamsul Ma’rif. Ia menyebut dirinya tak menyetujui aksi Reuni 212 yang rencananya akan digelar dalam waktu dekat.
Dalam video yang tayang di kanal Youtube PadasukaTV, Kiai Syamsul menilai, pada dasarnya tidak ada yang salah dengan kegiatan reuni.
Namun, menurutnya reuni semestinya dilakukan oleh sekelompok orang yang perkumpulannya harus jelas. Misalnya, bersama teman-teman sekolah, kampus, ataupun pondok pesantren.
"Ya kalau kita alumni perguruan tinggi atau sekolahan, atau pondok pesantren, itu biasanya ada reuni. Jadi ada sebuah proses belajar mengajar lalu mendapatkan ijazah, itu baru ada reuni. Ini hanya sekedar peristiwa satu hari kok reuni," ujar Kiai Syamsul, Minggu, 28 November.
Meskipun banyak pihak yang menentang, panitia Reuni 212 mengaku masih terus mengusahakan agar acara ini tetap terlaksana.
Habib Rizieq Shihab dikabarkan akan hadir dalam acara reuni tersebut. Ia juga ikut mengajak masyarakat untuk membanjiri Reuni 212.
"Ayo Reuni Alumni 212. Ayo Hadiri & Banjiri. 2 Desember 2021," kata Habib Rizieq, Minggu, 28 November.
Adapun ancaman potensi terjadinya klaster baru COVID-19, pihak panitia menyebut saat ini PPKM di Jakarta sudah ada pada level 1 dan sudah banyak masyarakat yang berkegiatan secara massal.
"Kan sudah level 1, sudah banyak juga yang melakukan aktivitas bersama di mana-mana," ungkap Ketua Aksi Reuni 212 Eka Jaya.