Djawanews.com – Pada 19 Desember 2024, Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, Fadli Zon meresmikan Museum Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) di Koto Tinggi, Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat, Kamis, 19 Desember. Peresmian ini digelar bertepatan dengan Hari Bela Negara sebagai momen penting untukmengingat perjuangan PDRI dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
"Saya sangat yakin museum PDRI ini akan menjadi salah satu ikon museum sejarah di Indonesia, karena hadir di tengah semangat kuat dalam bela negara” ujar Fadli dalam refleksinya saat meresmikan seperti dikutip dalam keterangan tertulis Jumat, 20 Desember. Apalagi Museum PDRI menghadirkan narasi perjuangan PDRI yang begitu penting dalam mempertahankan eksistensi Republik Indonesia.
Pembangunan Museum PDRI dimulai pada 2012, melalui proses yang panjang dan penuh tantangan. Gagasan awalnya berasal dari pembangunan Monumen Bela Negara, yang diinisiasi tokoh-tokoh Sumatera Barat. Lahan seluas 50 hektare di Koto Tinggi dihibahkan oleh masyarakat setempat sebagai wujud dukungan terhadap proyek ini.
Setelah pembangunan fisik selesai pada 2019, pekerjaan tata pamer tertunda karena pandemi COVID-19. Baru pada 2024, museum ini akhirnya siap diresmikan, dengan narasi yang mencakup Proklamasi Kemerdekaan hingga terbentuknya NKRI pada 1950.
Koto Tinggi dipilih karena menjadi salah satu lokasi penting perjuangan PDRI saat Yogyakarta jatuh ke tangan Belanda pada 19 Desember 1948. Saat itu, Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Hatta memberi mandat kepada Sjafruddin Prawiranegara untuk membentuk PDRI. Melalui siaran radio dari Sumatera, PDRI berhasil membuktikan bahwa Republik Indonesia masih ada, menjadi dasar diplomasi yang berujung pada Konferensi Meja Bundar dan pengakuan kedaulatan Indonesia.
Fadli Zon menegaskan bahwa Museum PDRI bukan hanya simbol sejarah, tetapi juga pusat edukasi dan destinasi wisata. “Museum ini adalah bukti semangat bela negara yang dapat menginspirasi generasi mendatang. Selain menjadi tempat belajar sejarah, museum ini bisa digunakan untuk kegiatan budaya yang mendukung pertumbuhan ekonomi lokal,” kata Fadli.
Fadli juga mengapresiasi masyarakat Koto Tinggi yang mendukung pembangunan kawasan museum ini. Ia berkomitmen untuk menghidupkan kembali Direktorat Sejarah di Kementerian Kebudayaan, guna memperkuat narasi bersama dan memori kolektif bangsa di era globalisasi.
Dalam peresmian ini, Fadli mengingatkan peristiwa penting 19 Desember 1948, ketika Belanda mengklaim bahwa Indonesia telah runtuh. Namun, melalui PDRI, perlawanan terus berlangsung, menunjukkan bahwa Indonesia masih ada. “Perjuangan PDRI melengkapi babak penting sejarah bangsa dalam mempertahankan kemerdekaan,” ujarnya.
Acara ini dihadiri oleh Gubernur Sumatera Barat, Bupati Limapuluh Kota, Walikota Padang, perwakilan kementerian, keluarga Sjafruddin Prawiranegara, para pemangku adat, dan masyarakat umum.
“Museum PDRI adalah simbol semangat bela negara yang akan terus hidup di setiap generasi,” tutup Fadli Zon.