Djawanews.com - India kembali mencetak rekor baru orang yang positif Covid-19. Jumlah mencapai lebih dari 412 ribu kasus baru. Demikian halnya dengan jumlah kematian harian yang nyaris mencapai 4 ribuan kasus.
Ada 3.980 warga India yang meninggal karena Covid-19 setiap harinya pada gelombang kedua kali ini. Jumlah itu bahkan membuat fasilitas kesehatan di sana kewalahan menangani pasien Covid-19.
Infeksi Covid-19 di India akan mencapai puncaknya beberapa hari ke depan. Hingga kini, Kementerian Kesehatan India mencatat lebih dari 21 juta kasus dengan total kematian sebanyak 230.168 akibat Covid-19.
"Sementara spekulasi puncak Corona di India diprediksi Rabu depan," cuit Rijo M John, seorang profesor di Institut Manajemen India, negara bagian Kerala.
Semakin Mengkhawatirkan
Situasi Covid-19 di India semakin mengkhawatirkan. Setiap RS berjuang mencari pasokan tempat tidur hingga oksigen di tengah ledakan Covid-19.
Menurut data WHO, kasus Covid-19 di India bahkan menyumbang hampir setengah kasus yang dilaporkan di seluruh dunia. Bahkan seperempat dari kasus kematian Covid-19 di dunia.
- Tidak Hanya Indonesia yang Alami Lonjakan Drastis Kasus COVID-19, 5 Negera Ini Juga Alami Hal Serupa
- Masyarakat Badui Nol Kasus COVID-19 Mirip Kota Kecil Gunnison saat Flu Spanyol Menghantam Dunia
- Komunitas Relawan COVID-19 Yogyakarta Menyerah: Berita Lonjakan Kasus Hanyalah Puncak Gunung Es dari Fakta Sebenarnya
Beberapa pakar mengatakan, angka sebenarnya diperkirakan bisa lima hingga 10 kali lipat dari penghitungan resmi. Krisis Covid-19 India paling parah menyerang ibu kota New Delhi.
"Orang-orang ketakutan dan meringkuk di rumah mereka karena demam dan batuk. Gejala semuanya Covid-19, tetapi tanpa informasi yang tersedia, banyak yang mengira itu adalah flu musiman," jelas seorang pakar kesehatan India.
Perdana Menteri India Narendra Modi kini menerima banyak kritikan karena tidak bertindak cepat untuk menekan gelombang kedua Covid-19. Terlebih setelah festival keagamaan dan demonstrasi politik menarik puluhan ribu orang dalam beberapa pekan terakhir dan menjadi acara 'super-spreader' Covid-19.