Djawanews.com – Seorang Eks Direktur Sosialisasi dan Kampanye Anti Korupsi KPK, Giri Suprapdiono memberikan komentar terhadap rapat kerja KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) yang diselenggarakan di hotel mewah, Yogyakarta.
Diketahui sebelumnya, kunjungan pimpinan dan pejabat KPK ke Yogyakarta juga dihiasi dengan kegiatan bersepeda santai dan acara lainnya. Hal tersebut kemudian menuai banyak kritikan dari masyarakat, termasuk para eks pegawai KPK yang kini telah dipecat.
Pasalnya kegiatan bersepada santai dan acara lainnya dinilai tidak elok untuk dilaksanakan di saat tengah pandemi seperti sekarang.
Melalui akun Twitter pribadinya, Giri lantas menampilkan beberapa potret mahasiswa yang menyambut kedatangan KPK dengan aksi demo. Terlihat beberapa mahasiswa membawa selebaran bentuk protes mereka pada kinerja KPK saat ini terutama mengenai polemik TWK.
Berbagai Komentar dan Sindiran Pedas Terhadap Rapat Kerja KPK
“BEM luar biasa peduli. Raker KPK didemo di jogja...ckck,” cuit Giri dikutip Galamedia dari Twitter @girisuprapdiono pada Jumat, 29 Oktober.
Lebih lanjut, satu dari 58 pegawai yang disingkirkan KPK ini juga menyinggung rentetan acara yang telah dilaksanakan pimpinan dan pejabat KPK.
“Habis demo masak tumpeng, main angklung (plus sarapan) di klothok, sepedahan, tertawa dengan komika... gantian didemo mahasiswa BEM jogja,” ujarnya.
“Oleh oleh pulang dari jogja tanpa rasa manis,” sambungnya.
Tak hanya potret mahasiswa berdemo saja. Giri juga mengunggah beberapa selebaran yang telah ditempel di jalanan Yogyakarta.
“Jujur = Hebat atau Jujur = Pecat?,” tulis salah satu poster yang tertempel.
“Dedikasi belasan tahun tak berharga, tes 2 hari segalanya,” tulisan lainnya.
“Jangan berantas pegawai berintegritas,” tulisan yang lain.
Mengakhiri cuitannya, Giri mengatakan sepanjang KPK berdiri belum pernah ada mahasiswa yang mendemo lembaga tersebut. “Gak pernah dlm sejarah..rapat kerja KPK didemo mahasiswa... Mereka sudah belajar nilai2 antikorupsi: sederhana!,” tandasnya.
Sebagai informasi, Ketua KPK Firli Bahuri lantas mengatakan tujuan pimpinan dan pejabat KPK datang ke Yogyakarta.
“Kami di Yogyakarta bukan jalan-jalan, tapi ada kegiatan yang harus diselesaikan,” katanya ketika ditemui seusai bersepeda bersama pimpinan dan pejabat KPK di Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta pada Jumat, 29 Oktober kemarin.
Selanjutnya, Firli mengatakan bahwa jajaran pimpinan serta pejabat struktural menyusun dan mengevaluasi capaian kinerja KPK dua tahun terakhir mulai 2019 sampai 2021, termasuk merencanakan kinerja KPK untuk dua tahun ke depan.
Selain mengevaluasi capaian kinerja, KPK juga berupaya melakukan evaluasi efektivitas dan efisiensi anggaran, termasuk membahas bagaimana penghitungan anggaran di masa mendatang.
Mengenai anggapan sejumlah pihak bahwa kegiatan KPK di Yogyakarta sekadar pemborosan, Firli mengatakan bahwa rombongan pimpinan dan pejabat struktural KPK ke Yogyakarta memilih menggunakan sarana transportasi yang ongkosnya paling murah.
“Jadi saya sampaikan ya, kami datang ke Yogyakarta ada berbagai alternatif transportasi yang bisa dipakai. Tapi kami ambil yang paling murah. Ada kereta api, tetapi kereta lebih mahal dibandingkan pesawat. Tetapi kita jangan bicara tentang murah atau mahal, tetapi tujuannya,” kata dia.