Djawanews.com – Sekelompok penduduk elit Rusia disebut berencana menggantikan Vladimir Putin dengan Kepala FSB Alexander Bortnikov sebagai presiden Rusia. Hal itu diungkapkan oleh Kementerian Pertahanan Ukraina bersama dengan Kepala Direktorat Inteljen.
Klaim ini juga muncul pada sebuah unggahan Facebook oleh organisasi Ukraina yang menyebut bahwa sekelompok elit tersebut mencoba untuk membunuh Presiden Rusia, Vladimir Putin.
“Anggota kelompok menggunakan beberapa pilihan untuk menyingkirkan Putin dari kekuasaanya. Khususnya dengan metode keracunan, penyakit mendadak, atau kecelakaan lainnya,” tulis unggahan Facebook tersebut, dilansir Senin 4 April 2022.
Belum lama ini, Alexander Bortnikov juga dikabarkan sedang berselisih dengan Putin. Berdasarkan laporan intelijen Ukraina, Bortnikov diketahui bertanggung jawab untuk menganalisis kemampuan militer negara Eropa Timur, tetapi diduga Bortnikov melakukan kesalahan fatal.
Kesalahan inilah yang kemudian disebut sebagai alasan mengapa Rusia sempat menunda rencananya untuk melakukan serangan ke Ukraina.
Kemudian siapakan sosok Alexander Bortnikov yang disebut bakal menggantikan Vladimir Putin ini?
Lahir dengan nama Alexander Vasilyevich Bortnikov, dia merupakan mantan agen KGB seperti Putin.
Diduga melalui KGB tersebut, Bortnikov kemudian berkenalan dan menjadi dekat dengan Putin di era tahun 1970-an.
Setelahnya, sejak Uni Soviet runtuh, Bortnikov kemudian mengabdikan diri menjadi anggota FSB, yang kemudian naik jabatan sebagai direktur agen mata-mata, Rusia Federal Security Service (FSB) sejak tahun 2008.
Menurut laporan intelijen Ukraina, Bortnikov memiliki kedekatan dengan Putin dan sempat menjabat sebagai penasehatnya sebelum ia berselisih dengan Presiden Putin karena kesalahan dalam perhitungan konflik Ukraina.
Bortnikov yang saat ini berusia 70 tahun merupakan anggota Silvoik yang paling berpengaruh. Tetapi, diketahui bahwa selama karirnya, Bortnikov sempat terlibat dalam beberapa pembunuhan.
Mengutip hops.id, Bortnikov diduga terlibat dalam kematian pemberontak Rusia yaitu Alexander Litvinenko.
Menurut laporan, mantan agen KGB tersebut turut mengawasi proses peracunan kritikus Putin, Litvinenko pada 2006 lalu di London.
Setahun setelahnya, Alexander Bortnikov juga diduga terlibat dalam pembunuhan Kepala Bank Sentral Rusia, Andrey Kozlov, serta terlibat dalam kasus pencucian uang yang masih diselidiki oleh pihak berwenang.