Djawanews.com – Presiden Rusia Vladimir Putin menerbitkan dekrit pada Kamis (30/03) yang menyebut negara-negara Eropa bisa menghadapi kemungkinan kehilangan pasokan gas dari Rusia sampai lebih dari satu pertiga dari suplai gas yang biasa mereka beli dari Rusia.
Negara Jerman yang sangat bergantung pada gas Rusia, secara aktif mulai menyusun rencana darurat sehingga bisa membuat rasio penggunaan gas menjadi dijatah. Jerman adalah negara dengan perekonomian terbesar di Eropa.
Ekspor energi telah menjadi langkah balasan bagi Vladimir Putin kepada negara-negara Barat yang menjatuhkan sanksi ke Negeri Beruang Merah karena invasi Rusia ke Ukraina. Sanksi Barat menyerang bank-bank Rusia, perusahaan, pengusaha hingga individu yang punya sangkut-paut dengan Kremlin. Moskow berkeras apa yang mereka lakukan ke Ukraina adalah operasi militer khusus.
Presiden Rusia Vladimir Putin Wajibkan Pembelian Gas Harus dengan Rubel
“Mereka yang membeli gas dari Rusia harus membuka rekening rubel di bank-bank Rusia. Sebab dari rekening itu, semua pembayaran dilakukan agar gas bisa dikirimkan. Ini berlaku mulai besuk atau 1 April 2022,” kata Putin.
Menurut Vladimir Putin, jika pembayaran seperti itu tidak dituruti, pihaknya akan menganggap si pembeli tersebut telah gagal (default). Mereka pun akan menerima konsekuensinya (gas tidak dikirim).
“Tidak ada yang memberi kami barang gratisan dan kami pun tidak akan melakukan sedekah. Sudah cukup, kontrak-kontrak yang ada akan dihentikan,” kata Presiden Vladimir Putin dalam pidatonya yang disiarkan televisi.
Dapatkan warta harian terbaru lainya dengan mengikuti portal berita Djawanews dan akun Instagram Djawanews.