Djawanews logo
×
  • Masuk
  • Berita Hari Ini
  • Bisnis
    • Entrepreneur
    • Market
  • Lifestyle
    • Fashion
    • Infotainment
    • Inspirasi
    • Kesehatan
    • Relationship
  • Otomotif
  • Sepak Bola
  • Sport
  • Teknologi
  • Travel
  • Serba-serbi
  • Kriminal
  1. Home
  2. Berita Hari Ini
Eropa Kini Terima Murka Putin Haruskan Buka Rekening di Bank Rusia untuk Bayar Gas, Balasan Sanksi Bertubi-tubi
Presiden Rusia Vladimir Putin (worldoil.com)

Eropa Kini Terima Murka Putin Haruskan Buka Rekening di Bank Rusia untuk Bayar Gas, Balasan Sanksi Bertubi-tubi

MS Hadi
MS Hadi 01 April 2022 at 12:10pm

Djawanews.com – Keputusan Presiden Rusia Vladimir Putin yang mengharuskan pembayaran gas dengan menggunakan mata uang Rubel mulai berlaku hari ini, Jumat 1 April. Dengan demikian pembeli gas harus membuka rekening di bank Rusia.

Jika pembeli menolak membayar dengan mata uang rubel, maka Rusia akan memotong pasokan gas mereka.

"Jika pembayaran tersebut tidak dilakukan, kami akan menganggap ini sebagai  default di pihak pembeli, dengan semua konsekuensi berikutnya. Kami tidak menjual secara gratis, dan kami juga tidak akan melakukan amal, (konsekuensinya) yaitu, kontrak yang sudah berjalan akan dihentikan," ujar Putin.

Di bawah mekanisme yang ditetapkan oleh Putin, pembeli asing akan menggunakan rekening khusus di Gazprombank untuk membayar gas.  Gazprombank akan membeli rubel atas nama pembeli gas dan mentransfer rubel ke rekening lain.

Baca Juga:
  • Putin Nyatakan Rusia Siap Bantu Indonesia Kembangkan Nuklir
  • Rusia Umumkan Gencatan Senjata dengan Ukraina Selama 3 Hari, Mulai 8 hingga 10 Mei
  • Trump Sebut Pertemuannya dengan Putin Kemungkinan Bulan Ini

Sebuah sumber mengatakan kepada Reuters bahwa, dalam beberapa kontrak jatuh tempo pembayaran untuk gas yang dikirim pada April, dimulai paruh kedua April. Sementara kontrak lainnya jatuh tempo pembayaran gas dimulai pada Mei.

Keputusan Putin untuk memberlakukan pembayaran gas dengan rubel telah memulihkan nilai mata uang Rusia, yang sebelumnya jatuh akibat invasi Rusia ke Ukraina.

Kebijakan pembayaran gas Rusia dengan mata uang rubel membuat Eropa menghadapi prospek kehilangan lebih dari sepertiga pasokan gasnya. Jerman, yang paling bergantung pada gas Rusia, telah mengaktifkan rencana darurat yang dapat menyebabkan penjatahan di negaranya.

Barat menjatuhkan sanksi pada bank, perusahaan, pengusaha, dan rekanan Moskow, sebagai tanggapan atas invasi Rusia ke Ukraina. Ekspor energi adalah senjata ampuh Putin, saat dia mencoba untuk membalas sanksi Barat.

Putin mengatakan peralihan pembayaran gas ke rubel akan memperkuat kedaulatan Rusia. Dia mengatakan, Barat menggunakan sistem keuangan sebagai senjata. Menurutnya tidak masuk akal bagi Rusia untuk berdagang dalam dolar dan euro, ketika aset dalam mata uang itu dibekukan oleh Barat.

"Apa yang sebenarnya terjadi? Kami telah memasok konsumen Eropa dengan sumber daya kami, dalam hal ini gas. Mereka menerimanya, membayar kami dalam euro, yang kemudian mereka bekukan sendiri. Dalam hal ini, ada banyak alasan untuk percaya bahwa kami mengirimkan sebagian dari gas yang disediakan ke Eropa secara praktis tanpa biaya. Itu, tentu saja, tidak dapat berlanjut," kata Putin.

Putin mengatakan, Rusia masih menghargai reputasi bisnisnya. Rusia akan terus memenuhi kewajiban dalam kontrak gas dan lainnya.

Perusahaan dan pemerintah Barat telah menolak langkah Rusia untuk mengubah kontrak pasokan gas. Termasuk pembayaran dengan mata uang rubel. Sebagian besar pembeli gas di Eropa menggunakan euro untuk pembayaran. Para eksekutif mengatakan, butuh waktu berbulan-bulan atau lebih lama untuk menegosiasikan kembali persyaratan pembayaran gas tersebut.

Pembayaran dalam rubel juga akan menumpulkan dampak pembatasan Barat, yang membekukan akses cadangan devisa Rusia.

Sementara itu, negara-negara Eropa telah berlomba untuk mengamankan pasokan alternatif, tetapi dengan pasar global yang sudah ketat, mereka hanya memiliki sedikit pilihan. Amerika Serikat telah menawarkan pasokan gas alam cair (LNG) ke Eropa, tetapi tidak cukup untuk menggantikan pasokan dari Rusia.

"Penting bagi kami untuk tidak memberikan sinyal bahwa kami akan diperas oleh Putin," kata Menteri Ekonomi Jerman Robert Habeck, seraya menambahkan bahwa Rusia belum mampu memecah belah Eropa.

Habeck bersikeras, pembayaran gas akan terus dilakukan dalam euro. Sementara itu, Menteri Ekonomi Prancis Bruno Le Maire mengatakan, Prancis dan Jerman sedang mempersiapkan kemungkinan penghentian aliran gas Rusia.

Dia menolak untuk mengomentari rincian teknis terkait dengan tuntutan terbaru Rusia untuk membayar gas dalam mata uang rubel. 

Italia telah melakukan kontak dengan mitranya di Eropa untuk memberikan tanggapan tegas kepada Rusia. Italia menambahkan, cadangan gasnya akan memungkinkan kegiatan ekonomi berlanjut bahkan jika terjadi gangguan. 

Sementara itu, perusahaan energi Jerman sedang dalam pembicaraan dekat dengan Berlin tentang bagaimana menanggapi kemungkinan gangguan pasokan. Termasuk menyusun peta jalan jika Rusia menghentikan ekspor gas.

Bagikan:
#berita hari ini#djawanews#Gas#RUSIA#beli gas rusia pakai rubel#rubel#Italia#JERMAN#VLADIMIR PUTIN

Berita Terkait

    PLTA Kaleta: Proyek Energi Strategis antara China dan Guinea
    Berita Hari Ini

    PLTA Kaleta: Proyek Energi Strategis antara China dan Guinea

    Djawanews.com - Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Kaleta yang terletak di Sungai Konkoure, Guinea, menjadi bukti nyata kerja sama energi antara China dan Guinea. Dibangun oleh ....
    Saiful Ardianto
    Saiful Ardianto
  • PLTA Sungai Boh Jadi Pilar Kemajuan Energi dan Ekonomi Kalimantan Timur
    Berita Hari Ini

    PLTA Sungai Boh Jadi Pilar Kemajuan Energi dan Ekonomi Kalimantan Timur

    Saiful Ardianto 19 Aug 2025 14:26
  • Energi Gelombang Laut: Indonesia Mulai Manfaatkan Potensinya untuk Transisi Energi?
    Berita Hari Ini

    Energi Gelombang Laut: Indonesia Mulai Manfaatkan Potensinya untuk Transisi Energi?

    Saiful Ardianto 18 Aug 2025 09:58
  • Apa Itu Teknologi Modifikasi Cuaca? Untuk Pertanian hingga Penanggulangan Bencana
    Berita Hari Ini

    Apa Itu Teknologi Modifikasi Cuaca? Untuk Pertanian hingga Penanggulangan Bencana

    Djawanews.com - Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) telah menjadi bagian penting dalam pembangunan Indonesia sejak tahun 1977. Awalnya, teknologi ini diperkenalkan untuk mendukung sektor pertanian melalui program hujan ....
    Saiful Ardianto
    Saiful Ardianto
  • Seberapa Peluang Indonesia Jadi Pusat Energi Terbarukan di ASEAN dan Pemimpin Global?
    Berita Hari Ini

    Seberapa Peluang Indonesia Jadi Pusat Energi Terbarukan di ASEAN dan Pemimpin Global?

    Saiful Ardianto 14 Aug 2025 10:34
  • Bendungan Batangtoru Terus Digenjot: Proyek Strategis untuk Kesejahteraan Sumatera Utara?
    Berita Hari Ini

    Bendungan Batangtoru Terus Digenjot: Proyek Strategis untuk Kesejahteraan Sumatera Utara?

    Saiful Ardianto 14 Aug 2025 10:28

Anda Harus Tahu

Pasangan Calon Pengantin Dianjurkan Vaksin Sebelum Menikah, Apa Saja Jenisnya?
Kesehatan

Pasangan Calon Pengantin Dianjurkan Vaksin Sebelum Menikah, Apa Saja Jenisnya?

Polusi Udara Memburuk, Ketahui 7 Langkah Melindungi Paru-paru Anda
Lifestyle

Polusi Udara Memburuk, Ketahui 7 Langkah Melindungi Paru-paru Anda

Kesalahan Makan Yogurt yang Bisa Bikin Tubuh Makin Melar
Lifestyle

Kesalahan Makan Yogurt yang Bisa Bikin Tubuh Makin Melar

Simpan Banyak File tanpa Bikin Ponsel Lemot, Ketahui 7 Tips Hemat Memori Android
Teknologi

Simpan Banyak File tanpa Bikin Ponsel Lemot, Ketahui 7 Tips Hemat Memori Android

Mudik Bersama Anak, Jangan Lupakan Obat Ini!
Lifestyle

Mudik Bersama Anak, Jangan Lupakan Obat Ini!

Pakar Bagikan Kiat Memilih Olahraga saat Menjalankan Puasa Ramadan
Kesehatan

Pakar Bagikan Kiat Memilih Olahraga saat Menjalankan Puasa Ramadan

Populer

Apa Itu Dual Growth Strategy: Langkah Strategis Pertamina Wujudkan Ketahanan Energi Nasional?
Berita Hari Ini

1

Apa Itu Dual Growth Strategy: Langkah Strategis Pertamina Wujudkan Ketahanan Energi Nasional?

PLTA Danau Kerinci: Kesepakatan Rakyat yang Segarkan Pembangunan Berkelanjutan
Berita Hari Ini

2

PLTA Danau Kerinci: Kesepakatan Rakyat yang Segarkan Pembangunan Berkelanjutan

Seberapa Peluang Indonesia Jadi Pusat Energi Terbarukan di ASEAN dan Pemimpin Global?
Berita Hari Ini

3

Seberapa Peluang Indonesia Jadi Pusat Energi Terbarukan di ASEAN dan Pemimpin Global?

Bendungan Batangtoru Terus Digenjot: Proyek Strategis untuk Kesejahteraan Sumatera Utara?
Berita Hari Ini

4

Bendungan Batangtoru Terus Digenjot: Proyek Strategis untuk Kesejahteraan Sumatera Utara?

Apa Itu Teknologi Modifikasi Cuaca? Untuk Pertanian hingga Penanggulangan Bencana
Berita Hari Ini

5

Apa Itu Teknologi Modifikasi Cuaca? Untuk Pertanian hingga Penanggulangan Bencana

Pilihan Editor

Lukisan Danang Farshad di ARTJOG 2024, Tentang Konservasi Laut dan Serangan Alien
Berita Hari Ini

Lukisan Danang Farshad di ARTJOG 2024, Tentang Konservasi Laut dan Serangan Alien

Jokowi: Saya Mengenal Rizal Ramli sebagai Ekonom Cerdas dan Aktivis Kritis karena Cinta terhadap Bangsanya
Berita Hari Ini

Jokowi: Saya Mengenal Rizal Ramli sebagai Ekonom Cerdas dan Aktivis Kritis karena Cinta terhadap Bangsanya

Tak Ingin Ada Konflik Internal di Timnas AMIN, Ahmad Ali Minta Maaf ke Sudirman Said
Berita Hari Ini

Tak Ingin Ada Konflik Internal di Timnas AMIN, Ahmad Ali Minta Maaf ke Sudirman Said

BNPT: Sebanyak 148 Teroris Ditangkap Sepanjang 2023, Didominasi JII dan JAD
Berita Hari Ini

BNPT: Sebanyak 148 Teroris Ditangkap Sepanjang 2023, Didominasi JII dan JAD

Representasikan Wisata Budaya, Satpam Borobudur Pakai Seragam Bernuansa Jawa
Berita Hari Ini

Representasikan Wisata Budaya, Satpam Borobudur Pakai Seragam Bernuansa Jawa

Mahasiswa IPB yang Hilang Saat Penelitian di Pulau Sempu Ditemukan Sudah Tak Bernyawa
Berita Hari Ini

Mahasiswa IPB yang Hilang Saat Penelitian di Pulau Sempu Ditemukan Sudah Tak Bernyawa

Follow Google News Kami: Djawanews logo
Djawanews logo
Tentang Kami Kontak Kami Privacy Policy Redaksi Pedoman Media Siber Karir
fb
tw
ig
© Copyright 2025 Djawanews Media Utama
arrow-up