Djawanews.com – Politisi Partai Demokrat Andi Arief angkat bicara terkait polemik penundaan Pemilu 2024 dan perpanjangan masa jabatan presiden Jokowi.
Melalui akun Twitternya, Andi Arief berpendapat bahwa Jokowi tidak konsisten. Menurutnya, Jokowi tidak memiliki kekonsistenan dalam upaya menolak rencana perpanjang masa jabatan presiden dan penundaan pemilu 2024.
Jokowi sebelumnya mengatakan jika dirinya tunduk dan taat pada konstitusi, namun di lain waktu ia juga mengatakan isu tersebut tidak bisa dilarang.
"Pak Jokowi plintat-plintut, penjelasannya soal isu perpanjangan jabatan malah makin memperlihatkan inkonsistensi," katanya lewat Twitter, Sabtu 5 Maret.
Andi Arief menuduh alasan Jokowi yang mengizinkan isu perpanjangan masa jabatan karena bagian demokrasi itu sebagai sebuah ambisi.
Mantan Gubernur DKI Jakarta ini disebut berambisi besar untuk terus menjadi presiden dengan mengamandemen konstitusi.
"Ambisi besar bapak malah terlihat, jika konstitusi diubah keinginan menambah jabatan memang ada," imbuh Andi Arief.
Dirinya bertanya-tanya apa yang ada di pikiran Presiden Jokowi terkait pernyataan yang dilontarkannya.
"Begitu membaca penjelasan Pak Jokowi. Ada apa denganmu?" tanyanya.
Tidak sampai di situ, Andi Arief kemudian menuliskan kalimat seolah-olah dirinya adalah Jokowi.
"Saya mau berkuasa lagi, tolong ubah konstitusi. Kira-kira gitu," tulisnya.
Sementara itu, Anggota Komisi I DPD RI Abdul Kholik menyatakan bahwa usulan penundaan pemilu harus ditolak.
"Gagasan ini harus kita tolak karena tadi berbahaya untuk demokrasi dan sistem ketatanegaraan kita," katanya pada Sabtu, 5 Maret.
Ia khawatir akan terjadi kegaduhan di masyarakat karena ketidakstabilan politik akibat pemilu 2024 yang ditunda.
"Khawatirnya karena tadi penolakan masyarakat luas akan mejadi instabilitas politik ... menjadi kegaduhan politik yang tidak berguna," ungkapnya cemas.
Sejatinya pemilu 2024 yang dilakukan secara serentak ini akan dilaksanakan pada 14 Februari 2024 setelah pemerintah, DPR, dan KPU bersepakat.