Djawanews.com – Pada 1 Desember, bentrokan terjadi antara massa Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) dengan Organisasi Patriot Garuda Nusantara (PGN).
Bentrokan terjadi di depan Casa Bungan Jalan Raya Puputan, Denpasar, Bali. Dilaporkan belasan orang mengalami luka-luka.
Aksi tersebut berawal sekitar pukul 06.00 WITA, AMP menggelar aksi untuk memperingati Deklarasi Kemerdekaan Papua Barat. Sekitar 25 orang berkumpul di Parkir Timur Lapangan Renon, lalu berjalan menuju Konjn AS di Gang Naga Sari Nomor 6, Panjer, Denpasar.
Diketahui, izin waktu pelaksaan aksi AMP adalah pukul 10.00 WITA.
Di saat yang bersamaan, anggota PGN yang akan melakukan kegiatan juga.
"Sebelum sampai ke titik aksi terjadi pembungkaman artinya pengadangan gitu oleh Ormas PGN," kata Koordinator Aksi AMP Bali, Yesaya saat dihubungi, Rabu.
Yesaya menyebutkan, pengadangan oleh PGN dilakukan secara tiba-tiba. Padahal jauh hari sebelum aksi, pihaknya mengaku telah mengirim surat ke Polda Bali dan sudah dalam pendampingan Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Bali.
Yesaya mengklaim bahwa AMP ingin melanjutkan aksi dengan damai, namun AMP dihalangi oleh PGN.
"Kami ingin melanjutkan secara damai, tapi kami diadang terus-menerus," kata dia.
Menurutnya dari 25 peserta, ada 11 orang yang terkena lemparan batu serta botol mineral berisi air.
Saat ini pihaknya masih melakukan pendataan terkait korban lain mengalami luka serius.
Yesaya dan kawan-kawan berharap pihak kepolisian dapat bersikap netral dan adil dalam menyelesaikan kasus ini.
"Harapan kami kalau soal aksi ya kami pasti terus aksi untuk menyampaikan aspirasi. Tapi pihak kepolisian harus adil menjadi penengah dan memberi keamanan bagi kami," kata dia.
PGN Berpendapat Lain
Gus Yadi, Panglima PGN Komando Wilayah Bali mengatakan pihaknya dating untuk mencegah peringatan kemerdekaan Papua Barat di Bali.
Ketika PGN mencoba membubarkan aksi AMP, pihak AMP sudah menyiapkan kayu hingga batu.
"Kita mencegah mereka mengucapkan kemerdekaan Papua, karena tidak benar kalau dikatakan Papua merdeka. Tapi meraka malah menyiapkan batu, kayu," kata dia.
Gus Yadi mengklaim, anggota PGN yang berjumlah 70 orang tersebut hampir sebagian besar mengalami luka akibat bentrokan. Ia pun mendorong Polda Bali untuk mengusut masalah tersebut.
"Ini harus ditindaklanjuti, kalau ditindaklanjuti, kami mau melaporkan ke Polda Bali, kalau Polda tidak bisa menangani kasus ini, kami minta Kapolri untuk mencopot Polda Bali," tuturnya.
Keterangan Polisi
Kompol I Made Uder, Kabag Ops Polresta Denpasar menyebutkan bentrokan dikarenakan saling ejek dari kedua belah pihak.
Uder mengaku pihaknya sudah mengirimkan 80 personel untuk meredam bentrokan.
"Saya gunakan 80 (personel). Karena kami kan membendung di antara PGN dan Aliansi Mahasiswa Papua, meraka ada saling lempar batu, nah langsung kami bubarkan itu," kata dia.
Menurut Uder, pihak kepolisian sudah memiliki rencana untuk menyelesaikan kasus ini.
"Nanti kita akan panggil untuk duduk bersama membicarakan masalah ini, supaya nanti ketika ada penyaluran pendapat betul-betul mentaati aturan dengan prosedur yang ada," kata dia.
Ingin tahu informasi lainnya? Pantau terus Djawanews dan ikuti akun Instagram milik Djawanews