Djawanews.com – Akibat konflik bersenjata antara tentara gabungan TNI-Polri dengan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) yang terjadi di enam kabupaten, Dewan Gereja Papua mengatakan terdapat sekitar 60 ribu penduduk Papua mengungsi.
Pendeta Benny Giay, Anggota Dewan Gereja Papua mengatakan pada pertengahan November 2021 pemerintah semakin gencar melakukan kriminalisasi warga Papua, melakukan politik rasisme, marjinalisasi, dan militerisasi dalam menangani konflik Papua.
"Sekitar 60 ribu orang lebih umat Tuhan telah mengungsi," kata Benny dan tiga pendeta lainnya.
Pada 21 November, konflik bersenjata terjadi di enam kabupaten, yakni Pegunungan Bintang, Nduga, Yahukimo, Maybrat, Intan Jaya, dan Puncak Papua.
Menurut Benny, banyak warga Papua memilih mengungsi di hutan ataupun kabupaten lain dikarenakan militer gabungan TNI-Polri masih menyisir pemukiman warga dengan alasan mencari anggota TPNPB.
Pegunungan Bintang
Dilaporkan pada bulan Oktober lalu, aparat gabung TNI-Polri menjatuhkan bom mortar ke sejumlah kampung yakni, Pelebib Kiwi, Delpem, dan Lolim.
Sekitar 5.000 penduduk mengungsi ke berbagai tempat, bahkan beberapa melintas ke perbatasan Papua Nugini.
Maybrat
Dilaporkan terdapat 34 orang menjadi korban kekerasan aparat, dengan rincian 31 ditangkap, 2 orang ditahan, 1 orang diintimidasi.
Sebanyak 2.768 warga mengungsi setelah terjadinya penyerangan di Pos Koramil Distrik Kisor pada 2 September lalu.
Puncak Papua
Akibat ditembaknya Kepala Badan Inteljen Papua, Brigadir Jendral TNI I Gusti Putu Danny Nugraha Karya, pemerintah menambah jumlah personil TNI-Polri di Puncak Papua.
Sekitar 3.000 warga dari 23 desa mengungsi. Diketahui 16 warga sipil menjadi korban pembunuhan dan penembakan.
Nduga
Sebanyak 47.000 warga mengungsi akibat konflik berdarah yang telah berlangsung selama tiga tahun. Berdasarkan laporan Benny, sebanyak 295 warga sipil menjadi korban meninggal.
Intan Jaya
Dari laporan Benny, sejak 25 Oktober 2019 konflik di Intan Jaya telah memakan 47 korban meninggal, luka-luka, dan penculikan.
Rincian korban tersebut adalah 31 warga sipil yang meliputi 16 meninggal, 12 luka-luka, dan 3 orang menjadi korban penculikan. Sementara dari pihak TNI-Polri korban meninggal 7 orang, luka-luka 7 orang. Dari pihak TPNPB 2 orang meninggal.
Akibat konflik berdarah tersebut, lebih dari 3.000 warga Intan Jaya mengungsi.
Ingin tahu informasi lainnya? Pantau terus Djawanews dan ikuti akun Instagram milik Djawanews