Djawanews.com – Setiap 25 Desember umat kristiani merayakan Natal untuk memperingati kelahiran Yesus. Hari besar keagamaan ini kerap berkaitan dengan pohon Natal, hadiah, Sinterklas, dan berbagai ornamen dekorasi merah dan hijau. Sebenarnya, kenapa Natal identik dengan warna hijau dan merah?
Hal ini ternyata tidak berkaitan langsung dengan kelahiran Yesus. Penggunaan warna-warna tersebut lebih berhubungan dengan kebiasaan atau kebudayaan suatu masyarakat dalam merayakan Natal pada zaman dahulu.
Kenapa Natal Identik dengan Warna Hijau dan Merah?
Berdasarkan penjelasan Sekjen Keuskupan Agung Jakarta (KAJ), Rm. Adi Prasojo, warna hijau dan merah dalam perayaan Natal adalah pengaruh dari budaya Barat, dalam hal ini Eropa.
Perayaan Natal kental akan tradisi negara Eropa, seperti pohon Natal, goa Natal, Sinterklas, dan sebagainya. Adi mengatakan, hijau dan merah merupakan warna tanaman-tanaman yang ada di negara-negara Barat saat musim dingin.
“Dekorasi tanaman biasanya bercorak merah dan hijau, karena ini tradisi Barat di mana di sana ada empat musim. Sementara, tanaman cerah meriah warna hijau dan merah tumbuh di sana,” jelas Adi, dikutip dari Kompas.
Perayaan Natal pada 25 Desember, lanjut Adi, berawal dari tradisi masa Kekaisaran Romawi yang menjadi tanda pergantian musim di wilayah tersebut. Oleh sebab itu, budaya Barat memiliki pengaruh yang besar terhadap pernak-pernik perayaan Natal, bahkan hingga saat ini.
“Tradisi Natal 25 Desember, menurut sejarahnya berawal dari tradisi Kekaisaran Romawi (sebelum kekristenan) yang menandai sebagai pergantian musim baru,” jelasnya.
Perlu diketahui, perayaan Natal pada 25 Desember tidak dilakukan sejak masa awal kekristenan. Perayaan ini baru muncul abad ke-2 dan ke-3 Masehi. Pada masa awal berdirinya gereja, umat kristiani fokus pada perayaan Paskah, hari raya peringatan meninggal dan kebangkitan Isa Almasih.
“Pada awal berdirinya gereja, pemimpin serta jemaat saat itu lebih menaruh perhatian pada perayaan kebangkitan Yesus dalam hari raya Paskah,” terangnya.
Hubungan Warna Hijau dan Merah dalam Natal dengan Tanaman Holly
Dilansir Reader’s Digest, penelitian pernah dilakukan oleh ilmuwan dari University of Cambridge’s Hamilton Kerr Institute, Spike Bucklow, terkait penggunaan warna hijau dan merah dalam perayaan Natal. Hasilnya menunjukkan bahwa warna-warna tersebut memiliki makna simbolis.
“Seseorang bisa melacak akar dari warna ini selama berabad-abad, ke masa ketika warna itu sendiri memiliki makna simbolis,” terang Bucklow.
Penelitiannya menunjukkan bahwa warna hijau dan merah saat Natal berasal dari masyarakat Celtic kuno yang memuja tanaman holly sebab tanaman tersebut selalu berwarna hijau dan merah.
Masyarakat Celtic kuno punya keyakinan bahwa tanaman holly diciptakan untuk menjaga Bumi tetap indah saat musim dingin. Terkait hal tersebut, mereka kemudian menggunakan tanaman yang memiliki warna cerah sebagai simbol perlindungan dan kemakmuran dalam perayaan Natal yang terjadi saat musim dingin—di wilayah tersebut. Tradisi ini berlanjut pada masa masyarakat Victoria yang menggunakan warna merah dan hijau pada dekorasi Natal.
Itulah penjelasan kenapa Natal identik dengan warna hijau dan merah. Meski Indonesia tidak memiliki iklim yang sama dengan negara-negara Barat, warna-warna tersebut digunakan oleh umat kristiani untuk merayakan Natal.