Djawanews.com – Rancangan Undang-undang Ibu Kota Negara (RUU IKN) menjadi Undang-undang telah disahkan pemerintah beberapa waktu lalu. Tidak hanya itu, ‘Nusantara’ telah dipilih menjadi nama ibu kota baru.
Yang ramai dibicarakan adalah siapa orang yang akan menjadi pemimpin IKN alias Kepala Otorita. Beberapa nama seperti Bambang Brojonegoro hingga Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok pun digadang-gadang akan menjadi pemimpin ibu kota baru Indonesia yang terletak di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur tersebut.
Meski nama Ahok jadi Kepala Otorita IKN masih sebatas rumor, sejumlah pihak sudah menyatakan kekhawatirannya.
Salah satu yang mengungkapkan kekhawatirannya jika Ahok jadi Kepala Otorita adalah pengamat politik sekaligus Direktur Gerakan Perubahan, Muslim Arbi. Dia menyatakan, prediksi ekonom senior Rizal Ramli tentang IKN jadi Beijing baru akan semakin nyata jika Ahok jadi Kepala Otorita.
Muslim Arbi menyebut sosok Ahok masih menyimpan trauma bagi warga DKI Jakarta. Pasalnya, tidak jarang warga yang datang untuk mengadu ke Ahok saat dia masih jadi Gubernur DKI justru mendapat makian.
Karena itu, menurut Muslim, masyarakat jadi enggan menempati ibu kota baru jika dipimpin oleh Ahok. Jika demikian, maka prediksi Rizal Ramli soal IKN bakal jadi Beijing baru tentu akan semakin nyata.
“Jadi kalau Ahok jadi Kepala Otorita IKN, maka kecurigaan Bang Rizal Ramli IKN bisa berubah menjadi Beijing Baru makin nyata,” tegas Muslim Arbi, mengutip rmol.id, Kamis 20 Januari.
Selain itu, Muslim juga menilai bahwa pemindahan ibu kota dari Jakarta saat ini belum ada urgensinya. Dia pun mempertanyakan siapa sebenarnya yang ada kepentingan di balik pemindahan ibu kota ini.
“Apakah IKN ini memang sudah sangat mendesak untuk segera dibangun? Apakah IKN bukan proyek para oligarki-pemodal-penguasa saat ini?” tanyanya.
“Coba siapa pemilik lahan? Proyek ini dibangun pakai dana apa? Siapa yang diuntungkan dalam proyek IKN ini?” lanjutnya.
Lebih jauh Muslim mengatakan, proyek IKN bisa saja jadi ‘rumah hantu’ dan beban negara di masa mendatang, seperti Bandara Kertajati di Majalengka, Jawa Barat.