United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization atau UNESCO menetapkan pencak silat sebagai Warisan Budaya Tak Benda dunia (Intangible Cultural Heritage). Sebagai informasi, dalam Wikipedia disebutkan bahwa warisan ini adalah program UNESCO yang bertujuan menjamin visibilitas yang lebih baik bagi warisan budaya tak benda dan kesadaran akan nilai pentingnya kebudayaan.
Penetapan ini diambil dalam Sidang ke-14 Intergovernmental Committee for the Safeguarding of the Intangible Cultural Heritage. Sidang ini dilakuan di Bogota, Kolombia, dan dilaksanakan sejak 9 hingga 14 Desember 2019.
Pencak Silat Tak Sekadar Bela Diri
Seperti yang dilansir dari kantor berita Antara, Wakil Delegasi Tetap RI untuk UNESCO, Prof. Surya Rosa Putra menyampaikan informasi ini pada hari Kamis (12/12/2019). Informasi ini juga sempat diumumkan melalui akun instagram Instagram Direktorat Warisan Diplomasi Budaya, @Wardibudaya, Jumat (13/12/2019) dini hari.
Selain pencak silat, ada 42 nominasi lain yang diinkripsikan sebagai warisan budaya tak benda, salah satunya tradisi pencak silat dari Indonesia.
Prof Surya menyebutkan, tradisi pencak silat bukan hanya sekadar bela diri biasa, tradisi ini telah masuk menjadi salah satu bagian dari jalan hidup pelakunya. Selain itu, pencak silat dianggap sebagai tradisi yang juga menghubungkan manusia dengan tuhan, sesama manusia, dan lingkungan.
“Pencak Silat mengajarkan kita untuk dapat menjalin hubungan baik dengan Tuhan, sesama manusia dan lingkungan,” ucap Prof Surya.
Terpilihnya pencak Silat sebagai Warisan Budaya Tak Benda oleh UNESCO terjadi karena adanya upaya bersama dari berbagai pemangku kepentingan. Selain Pemerintah Pusat dan Daerah, berbagai komunitas dan perguruan persilatan di berbagai provinsi di Indonesia juga terlibat dalam upaya ini.
Upaya yang dilakukan berupa pengumpulan dan pengajuan data, menyelenggarakan berbagai workshop, serta penyusunan dan negosiasi dokumen nominasi. Indonesia sendiri telah berkomitmen atas kelestarian pencak silat. Komitmen dilakukan melalui pendidikan pencak silat yang tidak hanya fokus pada aspek olah raga dan bela diri, namun jadi bagian dari kurikulum seni dan budaya.
Saat ini, pencak silat telah dipromosikan ke berbagai negara sebagai salah satu upaya memperkenalkan salah satu budaya Indonesia. Pada Februari 2020, Duta Besar RI untuk Kolombia, Priyo Iswanto, juga berencana akan mengadakan forum eksibisi untuk memperkenalkan pencak silat kepada masyarakat Kolombia. Kerja sama ini dilaksanakan antara Duta Besar RI bersama Kementerian Olahraga Kolombia, Ernesto Lucena.
Selain pencak silat, Indonesia juga memiliki berbagai kebudayaan lain yang telah diakui UNESCO dan dunia, salah satunya adalah batik. Dilansir dari Djawanews, batik ditetapkan oleh UNESCO sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity). Penetapan dilakukan pada 2 Oktober 2009.
Dengan ditetapkannya pencak silat oleh UNESCO, berarti Indonesia berhasil memiliki 1 warisan budaya tak benda. Total keseluruhan, Indonesia memiliki sembilan situs warisan budaya dan alam, serta 15 cagar biosfer Indonesia. Jumlah warisan yang dimiliki Indonesia jadi yang terbesar di antara negara ASEAN lainnya.