Djawanews.com – Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menyayangkan sikap Menteri Pertahanan sekaligus calon presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto yang justru menambah pinjaman luar negeri di Kementerian Pertahanan (Kemenhan) sebesar Rp385 triliun dalam kondisi negera yang sedang sulit.
Hasto awalnya menyebut partainya baru saja melaksanakan konsolidasi dengan seluruh jajaran Dewan Pimpinan Daerah (DPD) dan Dewan Pimpinan Cabang (DPC) pada hari ini, Jumat, 15 Desember.
Ia mengatakan kadernya menyadari Indonesia sedang menghadapi tantangan karena pandemi COVID-19 menimbulkan persoalan ekonomi di masyarakat.
“Tapi di tengah-tengah biaya hidup yang semakin tinggi, kami sangat sedih ketika mendengar keterangan dari Bu Sri Mulyani bahwa kenaikan harga kebutuhan pokok rakyat justru dijawab oleh Bapak Prabowo selaku Menteri Pertahanan menambah pinjaman luar negeri hingga Rp386 triliun untuk beli alutsista,” kata Hasto dalam konferensi pers di Kantor DPP PDIP, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat, 15 Desember.
Hasto menilai penambahan anggaran itu tak tepat. Sebab, Indonesia berperang melawan kemiskinan, kebodohan, ketidakadilan, dan juga meningkatkan kualitas pendidikan.
Selain itu, Indonesia juga menghadapi krisis energi dan pangan karena perang Rusia-Ukraina belum juga selesai. “(Kemudian, red) muncul ketegangan di Timur Tengah dan PBB juga tidak berdaya mengatasi masalah itu,” tegasnya.
Ke depan, Hasto berharap debat perdana yang berhasil dilalui capres nomor urut tiga, Ganjar Pranowo bisa membuka mata publik. Sebab, dia berhasil menyampaikan programnya dengan penuh ketenangan.
“Dalam penguasaan panggung, Pak Ganjar juga menunjukkan kualifikasi kepemimpinan yang diharapkan oleh rakyat Indonesia. Bagaimana mungkin akan jadi nahkoda Indonesia kalau pemimpinnya tidak tenang, kalau pemimpinnya mencoba memprovokasi yang lain kalau pemimpinnya tidak mengedepankan dialog,” ujarnya.
Sri Mulyani pernah mengungkap belanja alutsista dari pinjaman luar negeri di Kementerian Pertahanan naik cukup signifikan. Jumlahnya mencapai 25 miliar dolar Amerika Serikat setara Rp385 triliun dengan kurs Rp15.400 per dolar Amerika Serikat.
“Terjadi kenaikan yang cukup signifikan dari 20,75 miliar dolar Amerika Serikat ke 25 miliar dolar Amerika Serikat. Itu yang disepakati kemarin,” kata Sri Mulyani pada Rabu, 29 November lalu.
Adapun kementerian yang dipimpin Prabowo itu juga memiliki anggaran sangat besar. Pada 2023, Kemenhan menerima anggaran pertahanan dan keamanan senilai Rp316 triliun.