Djawanews.com – Sekjan PDIP Hasto Kristiyanto mengkritisi kredibilitas lembaga-lembaga survei terkait Pemilu 2024. Menurut Hasto, hasil survei sangat bergantung pada metode pengambalilan data dan keadaan responden saat data tersebut diambil.
"Jadi sebenarnya survei sangat ditentukan ketika responden itu diambil. Apakah sebelumnya ada bansos yang beredar atau tidak?," kata Hasto di Posko Pemenangan TPN Ganjar-Mahfud, Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Rabu 13 Desember.
Meskipun begitu, dirinya tidak menampik atau menolak keberadaan hasil survei, justru hasil survei dapat menjadi instrumen untuk menentukan kebijakan selama dilakukan dengan metodologi yang tepat.
"Tetapi kami percaya survei dengan metodologi yang tepat itu akan menjadi instrumen yang sangat penting bagi kebijakan Pemerintah yang akan datang," tekan Hasto.
Diberitakan sebelumnya, Litbang Kompas merilis hasil survei terbaru terkait elektabilitas tiga calon di Pilpres 2024. Hasilnya, pasangan nomor urut dua, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka moncer di urutan pertama.
Survei itu menyebut pasangan Prabowo-Gibran elektabilitasnya mencapai 39,3 persen. Sementara elektabilitas Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar sebesar 16,7 persen.
Kemudian di peringkat ketiga, Ganjar Pranowo-Mahfud MD hanya mendapat elektabilitas 15,3 persen. Sedangkan pemilih yang masih bimbang atau undecided voters mencapai 28,7 persen.
Sementara untuk survei calon presiden (capres) tanpa pasangan terjadi perubahan. Elektabilitas Prabowo mencapai 39,7 persen; Ganjar 18 persen; dan Anies 17,4 persen.
Begitu pula dengan elektabilitas cawapres. Gibran paling unggul dengan elektabilitas sebesar 37,3 persen; Mahfud MD 21,6 persen; dan Muhaimin Iskandar 12,7 persen.