Djawanews.com – Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa buka suara soal kasus kematian Sertu Marctyan Bayu Pratama yang diduga dianiaya oleh dua perwira berpangkat lettu dan letda di Timika, Papua beberapa waktu lalu.
Andika mengaku insiden itu terjadi sebelum dirinya menjabat. Ia pun menyampaikan terima kasih kepada ibu korban yang telah bersuara soal kasus tersebut.
"Saya enam bulan di sini (jadi panglima), saya tidak dengar, padahal saya mengawal hampir setiap minggu seluruh proses hukum yang berlangsung. Kebetulan insiden itu terjadi sebelum saya masuk," kata Andika kepada wartawan, Senin, 6 Juni.
Jenderal Andika menjelaskan peristiwa itu terjadi pada November 2021 silam. Ada dua perwira yang diduga jadi pelaku. Ia menyampaikan polisi militer sudah cukup baik melaksanakan tugasnya terkait kasus itu.
Berkas perkara pun dilimpahkan ke Oditurat Militer Jayapura pada 13 Desember 2021. Kemudian berkas tersebut dilimpahkan ke Oditurat Militer Jakarta pada 25 Mei.
"Jadi ini yang sedang saya telusuri. Saya sudah perintahkan oditur jenderal sebagai atasan dari oditur militer dan saya sebagai atasan oditur jenderal, selidiki apa yang terjadi, karena saya ingin tahu apa yang terjadi," katanya.
"Kalau saya sinyalir ada bukti cukup kuat adanya kesengajaan melambat-lambatkan atau bahkan tidak membuka secara terang, maka saya berikan konsekuensi," ucapnya menambahkan.
Jenderal Andika Perkasa Janji Bakal Kawal Kasus Sertu Bayu
Jenderal bintang empat itu mengaku akan mengawal proses hukum kasus tersebut. Ia berjanji akan memecat pelaku yang terlibat dalam kasus kematian Sertu Bayu.
"Itu pokoknya proses hukum, apalagi sampai menyebabkan tewas ini, ini saya akan melakukan semaksimal mungkin dengan tambahan selain tindak pidana, ada tambahan pemecatan," katanya.
Sementara itu, ibu Sertu Bayu, Sri Rejeki mencari keadilan atas kematian sang anak ketika berdinas di Papua. Ia meminta Jenderal Andika Perkasa mendorong kasus anaknya tersebut bisa segera disidangkan dan diputuskan seadil-adilnya.
"Para pelaku mendapatkan hukuman yang setimpal sesuai dengan perbuatannya. Kalau bisa ya ini dipecat, karena sudah bisa merusak tatanan TNI dan juga membahayakan masyarakat sipil karena orang seperti ini kejam ya," kata Sri dikutip dari Antara, Kamis, 9 Juni.
Informasi mengenai meninggalnya sang anak diterima pada 8 November 2021. Ia menerima informasi tersebut dari salah satu komandan anaknya yang ada di Solo.
"Hari Senin dikabari anak saya meninggal. Kabar dari komandan di Solo katanya sakit, saya enggak percaya. Wong Sabtu baik-baik saja kok tiba-tiba Senin dikabari kalau anak saya meninggal," katanya.
Sri mengaku sempat berkomunikasi dengan Sertu Bayu pada Sabtu 6 November 2021. Dalam sambungan telepon itu, anaknya dalam kondisi baik-baik saja.
"Justru terakhir anak saya dalam keadaan baik-baik saja. Telepon terakhir baik-baik saja, kegiatan selama di sana ngaji, hafalan Qur'an. Makanya saya tenang," katanya.
Kecurigaan terkait penyebab tewasnya sang anak semakin besar saat Sri melihat wajah anaknya di peti mati.
Menurut Sri, muka Sertu Bayu penuh dengan luka lebam dan hidung patah. Akhirnya ia meminta agar diautopsi ulang. "Tapi petugas justru memberikan janji akan diberi hasil autopsi. Namun sampai beberapa minggu, bahkan berbulan-bulan hasil autopsi tidak ada kabar," katanya.
Sri menduga kematian anaknya itu karena permasalahan utang piutang. Namun, ia mengaku sudah menyelesaikan masalah tersebut satu minggu sebelum Sertu Bayu pergi untuk selamanya. Sri pun sudah berupaya menghubungi pihak petinggi TNI yang dikenalnya terkait proses hukum ini, hingga sampai ke Jenderal Andika Perkasa.
"Yang saya tahu dan saya kenal, hanya lewat WA. Saya tanya bagaimana proses hukum anak saya, baru mereka beri kabar. Kalau saya tidak tanya ya mereka tidak memberi kabar ke saya," katanya.
Sementara itu, kuasa hukum keluarga korban Asri Purwanti mengatakan akan mencari keadilan atas meninggalnya Sertu Bayu. Asri menyebut Sri sampai datang ke Jakarta agar proses hukum bisa berjalan. "Oleh karena itu, kami berusaha mencari keadilan kepada beliau Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa, biar nantinya segera ada keadilan," katanya.
Dapatkan warta harian terbaru lainya dengan mengikuti portal berita Djawanews dan akun Instagram Djawanews.