Djawanews.com - Kabar tentang Taliban yang telah menduduki Afghanistan masih terus diperbincangkan dunia. Setelah menjalani perang selama 20 tahun dan membuat Amerika Serikat (AS) mundur, kini Taliban kembali jadi sorotan.
Sejak lama, Taliban lantang menyebut bahwa mereka anti Barat. Mereka tak ingin pasukan AS dan Sekutu berada di tanah Afghanistan.
Namun, baru-baru ini muncul sebuah foto yang menunjukkan 'outfit' salah satu anggota Taliban yang ternyata bermerek mahal. Outfit yang dikenakannya pun hampir seharga Rp100 juta.
Dalam foto yang beredar di internet, anggota Taliban itu tampak memakai baju tradisional Afghanistan, Shalwar Kameez. Usut punya usut, ternyata pakaian yang dikenakan itu bermerek Gucci seharga Rp50 jutaan.
Baju gamis itu tampak dipadukan dengan sneaker, kacamata, dan headband merek Supreme. Penampilan anggota Taliban ini langsung terlihat seperti "Milenial Hypebeast".
Lebih jauh, outfit anggota Taliban ini juga dirinci oleh netizen Twitter @ragipsoylu. Total semua barang yang dikenakannya nyaris mencapai Rp100 jutaan.
Di antaranya adalah Pakaian/dress oranye dari rumah mode Gucci seharga Rp50 juta, vest hijau dari Urban seharga Rp13 juta, dan sneakers Axis seharga Rp1,3 juta.
Untuk kacamata hitam, lelaki itu tampak mengenakan Ray Ban Julie Non-Polarized161 seharga Rp2,3 juta, ikat kepala merah Supreme seharga Rp2,3 juta, cincin Onyx Macy's seharga Rp16 juta, kaus kaki Beymen Black seharga Rp3,3 juta, hingga Vakko Scarf seharga Rp3,3 juta.
Steal Taliban’s look pic.twitter.com/XtzIQuhtcG
— Ragıp Soylu (@ragipsoylu) August 19, 2021
Dari Mana Barang-barang Mewah Itu Didapat?
Penampilan superkece lelaki anggota Taliban ini tentu sangat berbeda dengan kebanyakan anggota Taliban lain. Netizen pun bertanya-tanya dari mana mereka memperoleh pakaian mewah tersebut.
Saat berkuasa di era 1996 hingga 2001, Taliban menerapkan peraturan ketat untuk perempuan. Mereka tidak boleh bekerja, bersekolah, harus memakai burqa, dan harus ditemani wali laki-laki jika keluar rumah.
Anehnya, peraturan tersebut tidak berlaku untuk pria yang bebas berdandan dengan pakaian mewah. Mungkinkah anggota Taliban mengambil pakaian dan barang-barang mewah itu dari para lelaki Afghanistan?
Sementara itu, Taliban juga telah memutuskan menghapus sistem demokrasi di Afghanistan dan menerapkan hukum syariat Islam.
"Tidak akan ada sistem demokrasi sama sekali karena tidak memiliki basis di negara kami. Kami tidak akan membahas sistem politik seperti apa yang harus kami terapkan di Afghanistan karena sudah jelas. Ini adalah syariah dan hanya itu," kata seorang anggota Taliban, Waheedullah Hashimi.
Meski mereka mengaku anti Barat beserta budaya-budayanya, Taliban kini berusaha terbuka. Mereka bersedia menjalin hubungan internasional dengan negara-negara dunia setelah menguasai Afghanistan.