Djawanews.com – Penuhnya rumah sakit yang ada di kawasan Kota Depok menyebabkan banyak pasien yang seharusnya mendapatkan perawatan terpaksa mejalani isolasi mandiri (isoman). Hal ini tidak jarang berujung fatal.
Koalisi warga lapor COVID-19 mencatat ada 25 kematian pasien COVID-19 yang menajalani isoman sejak Juni 2021
Pasien-pasien yang terpaksa menjalani isoman tersebut sedang mengalami penurunan saturasi oksigen di bawah normal (<95), sesak napas ringan, dan sejumlah gejala lain yang tetap harus berada di bawah pemantauan petugas kesehatan. Namun petugas kesehatan pun sudah kewalahan dan banyak yang sudah terinfeksi COVID-19.
"Sekitar 10 persenlah (petugas puskesmas yang terpapar COVID-19). Setiap puskesmas pasti ada saja. Makanya, jadi puskesmas agak-agak kewalahan karena melayani banyak kegiatan," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Depok Novarita, dikutip Djawanews dari Kompas.com, Jumat, 16 Juli.
Dilansir Djawanews dari Kompas.com, salah satu kisah yang memperihatinkan datang dari Camat Pancoran Mas, Utang Wardaya, di mana salah satu warganya yang mengalami disabilitas yang seharusnya dites PCR tetapi akhirnya wafat dengan status suspek karena tak kunjung disambangi.
Untuk diketahui kecamatan Pancoran Mas merupakan episentrum COVID-19 di Depok, selain Beji, Cimanggis, dan Sukmajaya.
"Itu (menjemput pasien COVID-19 disabilitas) pernah saya lakukan sebelum kondisi darurat sekarang. Sekarang tim tenaga kesehatannya banyak yang terpapar," kata Utang.