Djawanews.com - Nikkei Covid-19 Recovery Index melaporkan Indonesia menjadi negara paling terbawah dalam upaya penanganan Covid-19. Indonesia berada diperingkat 110 dari 120 negara dalam indeks tersebut.
Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menyatakan, penanganan Covid-19 di Indonesia yang belum otpimal ini akan berdampak pada banyak hal. Salah satunya perekonomian.
Jika penanganan pandemi Covid-19 saja masih menjadi hambatan bagi pemerintah, maka pemulihan ekonomi pun tidak akan terjadi. Bisa jadi, mimpi Indonesia untuk menjadi negara maju pun cuma mimpi di 2045 nanti.
"Ini kan artinya tidak ada pemulihan ekonomi selama pandemi itu masih menjadi hambatan utama. Intinya semakin lama pemulihan ekonomi akan semakin lambat dan akhirnya ujungnya Indonesia juga sulit semakin mundur Indonesia menjadi negara maju yang tadinya 2045 bisa mundur bahkan bisa 2060," kata Bhima.
Investor Meragukan Indonesia
Menurutnya, masalahnya sekarang adalah investor jadi meragukan kemampuan pemerintah dalam mengatasi pandemi Covid-19. Akibatnya banyak proyek yang tertunda, banyak investasi yang diundur.
"Padahal kita sekarang membutuhkan investasi yang cukup besar, maka kemudian juga dilihat dari konsumsi rumah tangga ini pasti akan berpengaruh juga akan berdampak pada penurunan daya beli masyarakat. Pada ujungnya itu akan mempengaruhi industri manufaktur yang berorientasi di pasar dalam negeri," tandasnya.
Merombak KCPEN
Bhima menjelaskan ada sejumlah hal yang memang perlu diperbaiki pemerintah dalam penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia. Salah satunya adalah merombak Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KCPEN).
Menurut Bhima, selama ini orang-orang berada di dalam struktur KCPEN yang tidak pas. Sebab, struktur itu tidak diisi orang-orang yang sesuai dengan kapasitas kemampuannya.
Seharusnya, menurutnya, KCPEN diisi oleh orang-orang dari sektor kesehatan yang memberikan masukan dan kemudian juga harus dipatuhi kebijakannya oleh seluruh aparatur pemerintah.
"Jadi bukan malah menyuruh pelaku usaha untuk menjadi pejabat yang mengendalikan Covid-19," kata Bima.
Bima melihat selama ini memang ada kesalahan dalam penanganan pandemi Covid-19. Oleh karenya pemerintah harus berbenah untuk segera cepat memperbaiki. Bahkan paling disayangkan dari kejadian ini, kata dia adalah penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia kalah dengan beberapa negara yang notabenya tidak memiliki fasilitas kesehatan memadai.