Djawanews.com - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menilai larangan mudik Lebaran 2021 telah berjalan dengan cukup baik. Ada beberapa indikator penilaian larangan mudik yang digunakan.
Di antaranya berdasarkan pemanfaatan data historis penanganan peniadaan mudik tahun lalu. Termasuk pengetatan pengawasan di sejumlah 'jalur tikus' atau jalur alternatif yang telah dipelajari secara detail.
Muhadjir Effendy juga menilai hal ini berdasarkan antisipasi modus operandi pemudik yang nekat dengan cara-cara yang menurut mereka kreatif.
"Memang kebijakan peniadaan mudik ini tidak berhasil 100 persen, tapi bukan berarti gagal sama sekali. Secara umum sudah bagus," kata mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu.
Muhadjir Effendy mengemukakan, data kepolisian tahun 2021 melaporkan jumlah pemudik berkisar 1 juta orang. Jumlah ini berkurang signifikan dibandingkan tahun lalu.
Dengan begitu, menurutnya, hal ini adalah indikator bahwa aturan larangan mudik Lebaran 2021 berjalan cukup efektif.
Prediksi Puncak Arus Balik
Muhadjir mengatakan akhir pekan ini pasca Idulfitri 1442 Hijriah, diprediksi bakal menjadi puncak arus balik masyarakat yang sebelumnya nekat mudik ke kampung halaman. Pemerintah pun mengklaim telah menyiapkan langkah antisipasi guna menyambut kedatangan para pemudik nekat tersebut.
Antisipasi dilakukan bukan hanya untuk DKI Jakarta, namun juga di beberapa pusat kota termasuk masing-masing ibu kota provinsi.
"Ibu kota bukan satu-satunya. Ini semua sudah kita hitung termasuk ibu kota di setiap provinsi yang nanti juga akan menjadi tujuan arus balik. Ini sudah kita hitung betul, mudah-mudahan nanti perhitungan kita mendekati benar," ujarnya.
Meski begitu, ia mengakui hal ini tidaklah mudah. Sebab, katanya, mobilitas setiap orang sulit untuk dipastikan.
"Karena ini kan bicara tentang orang, mobilitas, susah untuk dipastikan. Tetapi apa yang sudah dilakukan Pak Menhub, aparat kepolisian dan TNI di dalam melakukan penyekatan dan penindakan ketika berangkat, saya kira ini sangat berharga untuk dijadikan dasar kita membijaksanai menyambut kedatangan mereka arus balik ini," katanya.
Menurut Muhadjir, pemerintah juga telah mempersiapkan fasilitas tambahan seperti tempat tidur rumah sakit, ruang ICU, serta ketersediaan oksigen. Selain itu, Kementerian Kesehatan juga telah menambah jumlah pelacak atau tracer dari 5 ribu menjadi 100 ribu orang.