Djawanews.com - Kejadian mirip-mirip Afghanistan terjadi di Guinea. Sebuah unit elit tentara nasional mengumumkan telah merebut kekuasaan di Guinea dan menggulingkan presiden negara itu, Alpha Condé, dalam upaya kudeta.
Suara tembakan keras terdengar di dekat istana presiden di ibu kota, Conakry, Minggu 5 September pagi.
Kolonel Mamadi Doumbouya, pemimpin upaya kudeta duduk dengan terbungkus bendera negara di depan penyiar nasional, Radio Television Guinea. Kata dia, parlemen negara dan konstitusi telah ditangguhkan dan perbatasan ditutup.
"Kami mengambil nasib kami di tangan kami sendiri,” ucap Kolonel Mamadi seperti dilansir dari The Guardian.
"Kami tidak akan lagi mempercayakan politik kepada satu orang, kami akan mempercayakannya kepada rakyat," sambung dia.
Namun berita ini dibantah oleh pemerintah. Melalui Kementerian Pertahanan Guinea, serangan terhadap istana kepresidenan oleh pasukan pemberontak telah dilumpuhkan.
"Pengawal presiden, didukung oleh pasukan pertahanan dan keamanan yang loyal dan republik, menahan ancaman dan mengusir kelompok penyerang," katanya dalam sebuah pernyataan.
“Operasi keamanan dan penyisiran terus memulihkan ketertiban dan perdamaian.”
Kondisi Presiden Condé sendiri --berkuasa sejak 2010-- belum jelas. Ada gambar yang beredar kalau penguasa Guinea itu duduk sambil dikeliling tentara.