Dilansir dari blog.netray.id: #WadasMelawan menggaung di kanal Twitter hingga puluhan ribu twit. Hal ini bermula dari adanya informasi penangkapan warga penolak tambang di Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah pada Selasa pagi tanggal 8 Februari 2022.
Informasi peristiwa itu kemudian menjadi pemantik awal munculnya solidaritas dari warganet. Terutama akun pemerhati lingkungan dan lembaga bantuan hukum ramai menyampaikan dukungan dan solidaritas terhadap warga Wadas yang konsisten menolak adanya penambangan sejak beberapa tahun terakhir itu.
Kabar penangkapan seorang warga Wadas, bernama Uut, pertama kali diunggah pada pukul 08.21 WIB oleh akun @LBHYogyakarta yang merupakan pendamping hukum warga Wadas. Adanya informasi penangkapan paksa dari pihak kepolisian ini sontak menjadi perhatian publik yang selama ini mengawal perkembangan isu penolakan tambang di desa tersebut.
Sejak informasi ini beredar, akun-akun pemerhati Wadas mulai memberikan respons serta informasi perkembangan yang tengah terjadi di lokasi.
Melalui update perkembangan yang diinformasikan oleh akun @Wadas_Melawan, penangkapan warga Wadas terus berlanjut hingga puluhan orang. Pada pukul 14.33 WIB terdapat 25 warga yang ditangkap dan dibawa ke Polsek Bener yang termasuk salah seorang tim kuasa hukum dari LBH Yogyakarta.
Selanjutnya, pada pukul 16.27 WIB dikabarkan jumlah warga yang ditangkap bertambah menjadi 40 orang dan beberapa di antaranya disebutkan merupakan anak di bawah umur.
Gelombang #WadasMelawan
Aksi penolakan warga yang disampaikan dalam #WadasMelawan tak hanya terjadi di beberapa hari ini saja. Sebelumnya berita penolakan penambangan yg berujung kericuhan dan penangkapan 11 warga Wadas sempat menjadi berita hangat di bulan April 2021. Aksi penolakan ini mendapat sorotan lantaran dalam kejadian tersebut dikabarkan bahwa adanya kekerasan yang dilakukan oleh aparat hingga menimbulkan sembilan orang luka-luka.
Peristiwa kembali masuknya ratusan aparat kepolisian ke Desa Wadas yang diklaim sebagai penjaga dalam kegiatan pengukuran lahan tambang untuk proyek Bendungan Bener menjadi pusat perhatian warganet. Hingga akhirnya aksi tagar #WadasMelawan kembali bergema dan memunculkan tagar-tagar lain soal Wadas seperti #StopPengukuranDiWadas, #StopAparatMasukWadas, dan #WadasMemanggil
Berbagai twit dukungan dan solidaritas terus digaungkan oleh warganet dan akun-akun komunitas peduli lingkungan dan kemanusiaan. Bahkan twit yang diunggah oleh akun komunitas terkait perkembangan dan kronologi kejadian ini mampu menyentuh hingga ribuan impresi.
Selain keempat tagar di atas, pada 9 Februari pukul 14.00 WIB terjadi puncak tagar baru yang diusung oleh warganet, yakni #FaktaWadas. Yang menarik dari tagar ini ialah tagar ini didominasi oleh sentimen positif. Yang artinya isi dari twit yang mengusung tagar tersebut bernadakan positif.
Melihat dari popular twit dari tagar ini, twit didominasi oleh pihak-pihak dinilai pro dengan adanya proyek tambah quarry tersebut. Salah satunya ialah seperti yang diungkapkan oleh akun @Gus_Raharjo yang mengatakan bahwa informasi terkait isu di Wadas seharusnya tidak dilihat dari salah satu kacamata sehingga apapun yang diungkapkan oleh pihak tertentu belum benar adanya. Sontak twit ini pun mendapat berbagai respons dari warganet yang menilai akun tersebut tak berpihak kepada kesengsaraan warga Wadas.
Selain itu, #FaktaWadas juga diusung warganet sebagai twit dukungan kepada Gubernur Ganjar yang telah melakukan dialog dan membantu pembebasan warga yang telah tertangkap. Tak hanya itu, tagar ini juga diusung oleh beberapa oknum untuk mengungkapkan kejadian yang selama ini tak pernah disoroti, yakni adanya intimidasi warga kontra terhadap warga pendukung proyek strategi nasional tersebut.
Akun yang Paling Berpengaruh
Topik Wadas begitu menyita perhatian warganet bahkan dalam 3 hari pemantauan Media Monitoring Netray telah ditemukan sebanyak lebih dari 200 ribu twit yang membubuhkan kata kunci wadas, #FaktaWadas, #WadasMelawan, dan #WadasMemanggil. Sebanyak kurang lebih 25 ribu akun memberikan suara dan impresinya terhadap isu ini. Lantas siapa saja akun-akun yang paling berpengaruh terhadap naiknya isu ini?
Akun-akun pemerhati lingkungan dan lembaga bantuan hukum mendominasi jajaran Top Account dan Top People pada topik ini. Akun @WadasMelawan yang merupakan akun milik Gerakan Masyarakat Pecinta Alam Desa Wadas (Gempa Dewa) menduduki urutan teratas sebagai akun yang paling banyak mendapat sorotan dari warganet.
Keterlibatan Gempa Dewa dalam mengawal penolakan tambang quarry di Desa Wadas menjadi pusat informasi yang banyak dituju oleh warganet. Hal ini terlihat dari seberapa banyak jumlah mention pada statistik Top People (Gambar 4) hingga totalan impresi (Gambar 3) yang didapatkan oleh akun tersebut.
Tak hanyak akun Gempa Dewa, akun pemerhati lingkungan seperti @GreenpeaceID dan akun lembaga dan gerakan sosial, seperti @JDAgraria, @KontraS, @projectm_org, hingga @LBHYogyakarta juga banyak mendapat sorotan. Akun-akun tersebut aktif keterlibat menyuarakan solidaritas dan dukungan terhadap kejadian di Bumi Wadas.
Selain akun komunitas di atas, yang paling menyita perhatian ialah terseretnya nama Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Gubernur kader PDIP itu belakangan membangun citra positif melalui media sosial, namun kasus Wadas membuat stigma negatif dari warganet pada Ganjar yang dinilai bertanggungjawab sebagai seorang Gubernur.
Pernyataan Ganjar mengenai masuknya ratusan aparat yang dinilai hanya sebagai regu pengaman hingga terlontarnya kalimat “tak ada yang perlu ditakuti” menjadi buah bibir warganet.
Tak hanya itu, gema permintaan untuk pelepasan warga Wadas yang ditangkap juga tengah menyerbu Gubernur Jawa Tengah ini.
Bahkan akun @AlissaWahid yang merupakan putri sulung dari Presiden Gus Dur turut memberikan suaranya terkait permohonan pelepasan warga Wadas. Selain itu, Alissa Wahid juga memberikan pendapatnya agar pemerintah menunda pengukuran hingga mencapai mufakat.
Keluhan Pemadaman Listrik hingga Internet
Selain isu penangkapan puluhan warga, informasi terbaru yang sempat membuat geram warganet ialah indikasi adanya pemutusan listrik hingga jaringan internet di Desa Wadas. Atas kejadian tersebut, komunitas pemerhati Wadas merasa kesulitan membagikan perkembangan informasi yang tengah terjadi di lokasi kejadian.
Keluhan warganet itu nampak pada hasil analisis kata komplain yang banyak dilontarkan di Twitter soal isu Wadas. Berdasarkan pemantauan 3-9 Februari 2022, terdapat kata “listrik dimatikan” yang masuk jajaran paling banyak disebut.
Selain soal pemadaman listrik di Wadas yang disebut warganet sengaja dilakukan sebelum peristiwa penangkapan. kata “maling” jadi paling banyak diutarakan oleh warganet yang menilai bahwa warga Wadas bukan maling yang harus ditangkap dan digelandang ke kantor polisi.
Tak hanya perihal listrik dan jaringan internet, kritik terhadap Gubernur Ganjar juga dilayangkan oleh warganet. Sosoknya yang dikenal sebagai pemimpin yang ‘lurus’ selama ini dianggap sebagai pencitraan oleh warganet. Citra baik yang dibangun oleh Ganjar selama ini dinilai sebagai strateginya menuju Pilpres 2024 sehingga elektabilitas Ganjar sebagai kandidat dapat menukik.
Demikian ulasan Media Monitoring Netray terkait isu tambang Wadas. Simak ulasan isu terkini lainnya hanya di https://blog.netray.id/
Editor: Irwan Syambudi