Djawanews.com – Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti mengungkapkan bahwa sebagian dari ratusan siswa SMP di Kabupaten Buleleng, Bali, tidak bisa bisa membaca karena mengalami disleksia. Selain itu, juga disebabkan karena kurangnya perhatian dan motivasi belajar.
“Sebagian dari anak-anak memang mengalami disleksia, juga anak-anak berkebutuhan khusus, dan anak-anak dari keluarga yang kurang mendapatkan perhatian dengan baik. Sebagian juga karena motivasi belajar yang rendah,” kata Mendikdasmen Mu'ti dilansir ANTARA, Selasa, 22 April.
Pihaknya sudah berkomunikasi dengan Dinas Pendidikan Kabupaten Buleleng terkait temuan tersebut.
Mu'ti menyampaikan dinas pendidikan terkait pun sudah membantu untuk melayani para murid yang memiliki keterbatasan kondisi maupun kemampuan tersebut sehingga pihaknya berharap akan ada peningkatan kemampuan literasi maupun numerasi ke depannya.
Sebelumnya pada Kamis (3/4), Dewan Pendidikan Buleleng, Provinsi Bali menyebutkan ratusan siswa pada Sekolah Menengah Pertama (SMP) di daerah tersebut tidak bisa membaca disebabkan karena berbagai macam faktor.
"Jumlahnya bervariasi di tiap sekolah mulai dari beberapa siswa saja hingga puluhan siswa. Sekolahnya tersebar hampir di seluruh SMP di sembilan kecamatan yang ada," kata Ketua Dewan Pendidikan Buleleng I Made Sedana.
Ia mengatakan data yang berhasil dihimpun Dewan Pendidikan bersama dengan Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) setempat bahwa hampir sekitar 400 orang anak lebih masih bermasalah pada bidang membaca dan mengeja, bahkan banyak diantara tidak bisa membaca sama sekali.
Data tersebut menurutnya berasal dari informasi yang diberikan oleh kepala sekolah kepada Disdikpora Buleleng. Data tersebut bahkan masih bisa bertambah karena data yang masuk hanya pada sekolah di bawah dinas semata, belum data dari madrasah.