Djawanews.com – Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi) bersama rombongan tiba di Bandara Leonardo da Vinci, Roma, Italia, Jumat, 25 April. Jokowi datang sebagai utusan khusus yang ditunjuk langsung oleh Presiden Prabowo Subianto untuk menghadiri pemakaman pemimpin tertinggi Gereja Katolik, Paus Fransiskus.
Kehadiran Jokowi dalam momen duka tersebut tidak hanya bersifat seremoni, tetapi juga membawa pesan penting dari Indonesia mengenai solidaritas lintas agama, toleransi, serta penghormatan terhadap nilai-nilai kemanusiaan.
Jokowi membawa serta sebuah surat pribadi dari Presiden Prabowo yang ditujukan kepada Pemerintah Vatikan. Surat tersebut berisi ucapan belasungkawa mendalam atas wafatnya Paus Fransiskus, yang selama masa kepemimpinannya dikenal luas sebagai sosok pembela kaum tertindas, penyambung suara kelompok marjinal, serta tokoh global yang senantiasa menyerukan perdamaian dan keadilan sosial.
Menteri Sekretaris Negara sekaligus Juru Bicara Presiden, Prasetyo Hadi, mengonfirmasi kabar ini pada Jumat, 25 April. Ia menyatakan bahwa surat yang dibawa Jokowi mencerminkan duka cita seluruh rakyat Indonesia, tidak terbatas pada umat Katolik, atas kepergian tokoh besar dunia tersebut.
"Surat itu menyampaikan dukacita dari seluruh rakyat Indonesia, bukan hanya umat Katolik, atas kepergian Paus Fransiskus," ujar Prasetyo.
Dalam surat tersebut, lanjut Prasetyo, Presiden Prabowo juga menitipkan harapan besar kepada Vatikan dan seluruh umat Katolik dunia agar ajaran serta nilai-nilai kemanusiaan yang selama ini dijunjung tinggi oleh Paus Fransiskus tetap dijaga dan dilanjutkan oleh para penerus dan umat manusia secara umum.
"Nilai-nilai itu adalah warisan kemanusiaan dari Paus Fransiskus dan wajib terus kita jaga. Keberpihakan beliau pada yang lemah, yang miskin, dan yang tertindas adalah semangat yang selaras dengan nilai-nilai Pancasila yang dijunjung bangsa Indonesia," kata Prasetyo.
Ia juga menambahkan bahwa seluruh anggota delegasi utusan khusus dari Indonesia telah tiba di Roma sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Menurut Prasetyo, delegasi ini akan mengikuti prosesi penghormatan terakhir terhadap Paus Fransiskus bersama pemimpin-pemimpin negara lain serta perwakilan dari berbagai lembaga keagamaan internasional.
"Informasi terakhir yang kami terima, tadi malam seluruh delegasi telah berangkat, dan saat ini semuanya sudah berada di Roma. Mereka siap menjalankan tugas kenegaraan untuk mewakili Indonesia dalam momen duka ini," jelas Prasetyo.
Selain Joko Widodo, delegasi Indonesia juga terdiri dari sejumlah tokoh lintas latar belakang. Di antaranya Menteri Hak Asasi Manusia Natalius Pigai, Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono, serta mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan. Ketiganya dinilai sebagai figur yang memiliki kontribusi penting dalam upaya menjaga nilai-nilai kemanusiaan, pluralisme, dan keberagaman di Tanah Air.
Kehadiran Jokowi sebagai representasi resmi pemerintahan Presiden Prabowo di Roma menjadi sorotan internasional. Bukan hanya karena peran sentral Jokowi dalam politik Indonesia selama satu dekade terakhir, tetapi juga karena momen ini mencerminkan kesinambungan semangat kebangsaan dalam menjunjung tinggi nilai-nilai lintas agama dan peradaban.
Momen pemakaman Paus Fransiskus sendiri menjadi peristiwa sejarah global yang menyedot perhatian luas. Paus yang dikenal rendah hati ini telah menjadi simbol suara nurani dunia dalam berbagai isu besar seperti perubahan iklim, krisis pengungsi, kemiskinan global, hingga dialog antarumat beragama. Warisan pemikirannya diharapkan akan terus menginspirasi umat Katolik dan masyarakat internasional secara luas.
Melalui kehadiran Jokowi dan delegasi, Indonesia kembali menunjukkan jati dirinya sebagai negara yang menghargai keberagaman, menjunjung toleransi, dan turut serta dalam merawat nilai-nilai universal kemanusiaan di panggung dunia.