Djawanews.com – Jenderal Andika Perkasa telah secara resmi ditetapkan sebagai Panglima TNI oleh Presiden RI, Joko Widodo pada Rabu (17/11) di Istana Negara, Jakarta.
Jenderal Andika Perkasa menjabat Panglima TNI dalam kondisi ketegangan AS dengan China yang semakin memuncak. Bagaimana panglima TNI tersebut akan menghadapi rivalitas dua raksasa itu dan reaksi China menyikapi kedekatan TNI ke AS (barat).
Mengingat kedekatan Andika Perkasa dengan AS (barat) sangat dekat mungkin bisa menjadi isyarat bahwa trend kerjasama militer Indonesia dengan AS/barat ke depan akan lebih mesra ketimbang dengan China.
Dampaknya pasti akan menimbulkan pertanyaan besar militer Tiongkok pada TNI. Pejabat China mungkin akan melakukan tekanan dalam berbagai bidang, termasuk diplomatik (politik), ekonomi, perdagangan, keuangan bahkan secara militer melalui terjadinya insiden-insiden klasik di beberapa tempat.
Insiden-insiden tersebut mungkin saja “ujian” bagi Jenderal Andika Perkasa untuk beberapa tahun ke depan, Diantaranya adalah :
- Menghadapi klaim Tiongkok di perairan Natuna Utara dalam peta Nine Dash Line di Laut China Selatan (LCS).
- Menghadapi pemberlakuan zona identifikasi pertahanan udara (ADIZ) Laut China Timur atau The East China Sea Air Defense Identification Zone.
- Menghadapi gelombang imigran gelap dan TKA Ilegal asal China.
Jenderal Andika Perkasa mengemban tugas berat dalam masa kepemimpinannya sebagai Panglima TNI. Hal tersebut terbukti karena tetap harus menjalin hubungan baik dengan Amerika Serikat (AS), namun juga tidak boleh mengacuhkan China.
Untuk mendapatkan warta harian terbaru lainya, ikuti portal berita Djawanews dan akun Instagram Djawanews.