Djawanews.com – Calon wakil presiden nomor urut 03 Mahfud MD mengajak semua pihak untuk bisa "move on" dari Pilpres 2024 setelah putusan Mahkamah Konstitusi (MK) dan kembali fokus membangun bangsa. Menurutnya, setiap kontestan yang kalah harus bisa menerima putusan pengadilan sehingga negara berjalan dengan semestinya.
Sebagai informasi, MK telah menolak seluruh gugatan sengketa hasil Pilpres 2024 pada 22 April lalu. Adapun pernyataan itu Mahfud sampaikan saat menghadiri Halalbihalal Ikatan Alumni Universitas Brawijaya (IKA UB) di Auditorium Kementerian PUPR, Sabtu (4/5/2024).
"Misalnya saya menang, lalu yang satu menggugat, sudah diputus masih menggugat lagi, diputus gugat lagi, negara ini tidak berjalan," kata Mahfud dikutip dari siaran pers, Minggu 5 Mei.
"Oleh sebab itu, keadaban kita dalam hukum itu harus benar, benar dalam membuat aturan hukum, benar dalam menegakkan aturan hukum," sambungnya.
Seiring usainya pilpres, Mahfud mengaku sudah mulai melakukan kegiatannya seperti semula. Salah satunya kembali lagi ke kampus-kampus untuk mengajar.
"Karena kontestasi sudah selesai, pilpres sudah selesai, saya melakukan normalisasi kehidupan karena sekarang sudah tidak ada lagi, saya hadir lagi ke UB hari ini dan untuk seterusnya, setiap diundang, asal tidak berbenturan pasti datang, pasti datang," ungkap Mahfud.
Mahfud mengatakan selama masa kampanye pilpres, ia memilih menghindari kegiatan-kegiatan di kampus, terutama Universitas Brawijaya. Tujuannya untuk menghindari fitnah.
"Saya Anggota Majelis Wali Amanat Universitas Brawijaya sejak 2022, saya rajin datang ke UB, tapi selama musim kontestasi pilpres saya tidak datang, saya menjaga diri agar tidak menimbulkan fitnah bagi rektor," kata Mahfud.
Sebab, menurutnya, jika ia mendatangi kampus-kampus tempatnya mengajar tentu akan timbul gosip-gosip yang menyerang UB. Rektor UB, misalnya, akan dibilang mendukung Mahfud MD dan itu merupakan kondisi yang tidak baik bagi pihak universitas.
Oleh karena itu, mantan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) ini menekankan selama musim kampanye sengaja tidak pernah mendatangi kampus-kampus, termasuk UB. Mahfud cuma mengecualikan kampus-kampus yang memang menggelar kampanye terbuka dan mengundang semua kontestan pilpres.
"Saya sengaja ke berbagai kampus tidak datang, kecuali dalam kampanye terbuka yang sengaja diselenggarakan kampus seperti Unair, kampanye terbuka, semua kontestan diundang tapi kalau kuliah saya tidak, berhenti selama musim kampanye," jelas Mahfud.
Selain itu, Mahfud menyampaikan banyak pejabat-pejabat yang dulu diangkat atas rekomendasi dirinya diberikan peringatan untuk menjauhinya. Terutama ketika ada agenda-agenda kampanye ke daerah mereka.
Di antaranya Gubernur Sumatra Utara yang dulu merupakan staf ahli atau Pangdam Sumut yang dulu Sespri di Kemenkopolhukam ketika Mahfud jadi Menko Polhukam. Ketika ada agenda kampanye di Medan, Mahfud meminta mereka agar tidak mendekat.
"Ketika saya akan ke Medan saya bilang, tolong beritahu ke gubernur dan pangdam kalau saya ke Medan jangan dekat dekat, nanti tidak enak bagi Anda," ujar Mahfud.