Djawanews.com – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meluncurkan kapal bermotor listrik berbasis baterai di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Pandanarang, Pantai Teluk Penyu, Cilacap. Hal ini sekaligus merupakan upaya mengajak nelayan untuk berani melakukan tindakan cepat dalam transformasi energi.
"Kita harus berani melakukan tindakan cepat, apa itu? Transformasi energi menuju energi yang lebih ramah lingkungan dan itu basisnya adalah baterai," kata Ganjar dikutip ANTARA.
Saat ini, kata dia, produk mesin kapal bermotor listrik berbasis baterai tersebut sudah jadi. Bahkan, PLN Group selaku pihak yang menginisiasi kapal bermotor listrik berbasis baterai itu sudah bisa bekerja sama dengan beberapa negara dan hasilnya cukup bagus.
"Nah sekarang kita harus mempraktikkan. Kalau ini tidak dapat insentif, enggak bisa," jelasnya.
Karena itu, kata dia, baik juga ekosistem pengembangan kapal bermotor listrik berbasis baterai tersebut dibangun untuk pertama kali di Cilacap.
"Tadi saya sampaikan, 'yuk kita iuran, kita bantu yuk, kita kasih insentif pada nelayan', dari PLN bantu terus kemudian dari perusahaannya bantu, dari pemkab, pemprov, sampai pusat, kita bangun ekosistemnya," tegas Ganjar sembari mengutip ucapannya saat memberikan sambutan.
Dengan demikian, kata dia, ketika nelayan di Cilacap mengganti mesin tempel pada kapalnya dengan motor listrik berbasis baterai kemudian stasiun pengisian kendaraan listrik umumnya (SPKLU) dibuat dan layanan purnajualnya disiapkan, nelayan akan betul-betul bisa merasakan kenyamanan ketika bekerja sambil dilakukan edukasi secara terus-menerus.
Ia pun menyinggung pernyataan yang disampaikan oleh General Manager PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) Unit Induk Distribusi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta Mochammad Suffin Hadi bahwa mesin kapal bermotor listrik berbasis baterai itu dapat digunakan untuk kapal nelayan, kapal penyeberangan, dan kapal wisata.
"Wisata menjadi begitu penting ketika kemudian anak kecil, siapa yang belum paham, dijelaskan bahwa kita menggunakan motor tempel tidak ada suaranya, kenapa, karena kita memakai tenaga baterai, berapa kapasitasnya kalau dibandingkan dengan menggunakan tenaga BBM fosil, berapa biayanya, tadi sepersepuluh (1 per 10, red.)," kata Gubernur.
Akan tetapi investasinya jika berdasarkan hitungan kasar, kata dia, diperkirakan membutuhkan waktu hingga tiga tahun untuk bisa menikmati keuntungan dari penggunaan kapal bermotor listrik berbasis baterai itu.
Ia mengakui investasi awal dipastikan agak mahal, namun ketika dilakukan penghitungan untuk jangka panjang maka keuntungan yang didapatkan akan lebih banyak karena biaya operasionalnya jauh lebih murah jika dibandingkan dengan menggunakan bahan bakar fosil dan bisa mengurangi emisi.
Oleh karena itu, kata dia, layanan purnajualnya menjadi penting agar kemudian bisa dilakukan konversi dari penggunaan bahan bakar fosil menjadi energi listrik yang ramah lingkungan pada kapal nelayan.
"Menurut saya, sudah saatnya dan harus berani dimulai," tegasnya.
Seusai peluncuran, Gubernur Ganjar dengan didampingi manajemen PLN Group berkesempatan menumpang salah satu kapal yang menggunakan mesin bermotor listrik berbasis baterai di Pantai Teluk Penyu.