Djawanews.com – Presiden AS Joe Biden langsung mengadakan pertemuan darurat di sela-sela gelaran KTT G20 Bali usai ledakan rudal menewaskan dua orang di Polandia pada Rabu 15 November.
Amerika Serikat dan sekutu NATO (Pakta Pertahanan Atlantik Utara) sedang menyelidiki ledakan rudal tersebut, tetapi informasi awal menunjukkan ledakan itu mungkin bukan disebabkan oleh rudal yang ditembakkan dari Rusia, kata Presiden AS Joe Biden.
"Ada informasi awal yang membantahnya. Saya tidak ingin mengatakan itu sampai kami benar-benar menyelidikinya, tetapi tidak mungkin sejalan dengan lintasan yang ditembakkan dari Rusia tapi kita lihat saja nanti," kata Biden usai melakukan pertemuan darurat, melansir Reuters.
Negara-negara AS dan NATO akan menyelidiki sepenuhnya sebelum bertindak, tambahnya.
Pertemuan itu diselenggarakan oleh Presiden Joe Biden, kata Gedung Putih.
"Kami setuju untuk mendukung penyelidikan Polandia atas ledakan di pedesaan Polandia, dekat perbatasan Ukraina, dan mereka akan memastikan kami mengetahui dengan tepat apa yang terjadi," ujar Biden.
"Dan kemudian kita akan bersama-sama menentukan langkah kita selanjutnya saat kita menyelidiki dan melanjutkan. Ada kebulatan suara total di antara orang-orang di meja," tandasnya.
Para pemimpin dari Amerika Serikat, Jerman, Kanada, Belanda, Jepang, Spanyol, Italia, Prancis dan Inggris ikut serta dalam pertemuan tersebut.
Semua kecuali Jepang adalah anggota NATO, aliansi pertahanan yang juga mencakup Polandia.
Diberitakan sebelumnya, Polandia mengatakan pada Hari Rabu, sebuah roket buatan Rusia menewaskan dua orang di Polandia timur dekat Ukraina.
Kementerian Luar Negeri Polandia mengatakan roket itu jatuh pada Selasa sore di Przewodow, sebuah desa di Polandia timur sekitar 6 kilometer dari perbatasan dengan Ukraina, menewaskan dua orang.
Presiden Polandia mengatakan pihaknya belum memiliki bukti konklusif yang menunjukkan siapa yang menembakkan rudal, menambahkan bahwa Warsawa tetap tenang menghadapi apa yang dia gambarkan sebagai insiden "satu kali".
"Kami belum memiliki bukti konklusif saat ini mengenai siapa yang meluncurkan rudal ini. Kemungkinan besar itu adalah rudal buatan Rusia, tapi ini semua masih dalam penyelidikan saat ini," kata Presiden Andrzej Duda kepada wartawan.
Sementara itu, Kementerian Pertahanan Rusia membantah laporan yang menyebutkan rudal mereka telah menghantam wilayah Polandia, menggambarkannya sebagai "provokasi yang disengaja yang bertujuan untuk meningkatkan situasi".
"Tidak ada serangan terhadap sasaran di dekat perbatasan negara Ukraina-Polandia yang dilakukan dengan cara penghancuran Rusia," sebut kementerian.
Puing-puing yang dilaporkan ditemukan di tempat kejadian "tidak ada hubungannya dengan senjata Rusia," lanjut pernyataan itu.