Djawanews.com – Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy memberikan pidato secara online dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali, Selasa 15 November. Dalam pidatonya, Zelenskyy meminta agar serangan Rusia ke negaranya dihentikan.
"Saya ingin perang Rusia yang agresif ini berakhir dengan adil dan berdasarkan Piagam PBB dan hukum internasional," jelas Zelenskyy.
Dia pun dalam memamerkan negaranya berhasil membebaskan Kota Kherson yang sempat diduduki oleh Rusia.
"Saya baru kembali dari Kota Kherson, kota itu adalah salah satu kota utama di selatan negara kami dan sempat diduduki Rusia pada 24 Februari, dan Kherson kini sudah dibebaskan," jelas Zelenskyy.
Dia juga menegaskan negaranya akan terus berperang agar Ukraina bisa bebas dari Rusia. "kita masih harus berjuang untuk beberapa saat lagi," tambah Zelenskyy.
Lebih lanjut, Zelenskyy pun mengajukan formula perdamaian yang bisa diterapkan di dunia.
"Bukankah kami harus mencoba menerapkan formula perdamaian kami untuk menyelamatkan ribuan jiwa dan melindungi dunia dari destabilisasi baru? Itulah mengapa saya ingin menyajikan visi kami tentang jalan menuju perdamaian ... bagaimana untuk benar-benar mencapainya," ujar Zelenskyy dalam pidato virtual pada Selasa dikutip dari Antara.
Zelensky sebelumnya di Sidang Majelis Umum PBB pada September, telah menyampaikan formula Ukraina untuk perdamaian dunia itu.
Menurut Zelenskyy, saat semua langkah anti-perang dilaksanakan, ketika keamanan dan keadilan mulai dipulihkan, pertemuan para pihak -- terutama Ukraina dan Rusia -- harus dilakukan. Selanjutnya, sebuah surat atau dokumen yang menandai berakhirnya perang harus ditandatangani.
"Saya tekankan ... setiap tantangan dalam perjalanan menuju perdamaian ini tidak memakan banyak waktu. Maksimal satu bulan untuk satu poin. Bagi sebagian (hal) ... cukup beberapa hari," katanya.
Dia pun menyebutkan tentang pengalaman positif dengan inisiatif ekspor biji-bijian yang ditengahi oleh PBB dan Turki sehingga Rusia dan Ukraina dapat sepakat untuk melanjutkan perdagangan biji-bijian.
"Kita sudah memiliki tentang bagaimana cara kerjanya. Ada PBB dan dua belah pihak dalam perjanjian, yakni di satu sisi Ukraina, Turki dan PBB, dan di sisi lain Rusia, Turki dan PBB," jelasnya.
"Dengan cara yang sama, terwujudnya setiap poin yang baru saja saya suarakan dapat berhasil, di mana para pihak dapat menjadi negara-negara yang siap untuk memimpin keputusan dalam poin ini atau itu," lanjutnya.
Presiden Ukraina itu pun kembali menekankan pentingnya kepatuhan negara-negara pada Piagam PBB dan pemulihan ketertiban dunia, penghentian permusuhan dan tindakan tempur, kembalinya keadilan, mencegah eskalasi, serta pertemuan para pihak dan fiksasi pengakhiran perang.
"Para pemimpin yang terhormat. Saya menyebut arahan yang dapat Anda pilih sendiri ... bagaimana cara menjadi rekan pencipta perdamaian. Silakan pilih arah kepemimpinan (Anda) ... dan bersama-sama kita pasti akan menerapkan formula perdamaian," ucap Zelenskyy menambahkan.