Djawanews.com – Gas LPG melon atau 3 kilogram yang berwana hijau diakui oleh pemerintah tidak tepat sasaran. Dalam kasus gas lpg tak tepat sasaran tersebut Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengakui bahwa penerapan subsidi Liquifed Petroleum Gas (LPG) 3 kilogram memang salah kaprah dan tidak sesuai target sasarannya sehingga belum efektif untuk menurunkan kemiskinan dan ketimpangan sosial.
Kepala Pusat Kebijakan APBN, Badan Kebijakan Fiskal (BKF), Kementerian Keuangan, Ubaidi Socheh Hamidi menyampaikan, bahwa distribusi LPG tabung 3 Kg bersubsidi saat ini masih bersifat terbuka, sehingga seluruh golongan masyarakat dapat mengakses komoditas bersubsidi tersebut.
“Dalam pelaksanaannya, subsidi LPG belum tepat sasaran serta belum efektif dalam menurunkan kemiskinan dan ketimpangan mengingat sekitar 75% dari anggaran subsidi LPG masih dinikmati oleh masyarakat kelas menengah ke atas,” terang Ubaidi pada Rabu, 29 Desember.
Dengan tidak tepatnya subsidi gas LPG melon 3 kg saat ini, Ubaidi menyampaikan, pihaknya berkomitmen untuk terus memperbaiki aspek ketepatan sasaran itu. Salah satunya dengan mengubah skema subsidi terbuka menjadi subsidi tertutup mengarah langsung ke orang atau penerima manfaat subsidi.
“Berdasarkan hasil pembahasan APBN 2022 dengan DPR, disepakati bahwa pada tahun 2022 Pemerintah akan melaksanakan transformasi subsidi LPG Tabung 3 Kg dari subsidi berbasis komoditas menjadi subsidi berbasis orang (target penerima),” ungkap dia.
Sistem Penyaluran Gas LPG Melon 3 Kg Bakal Dirombak Habis-habisan
Hal yang lebih penting, transformasi subsidi LPG akan dilaksanakan secara bertahap dan berhati-hati, dengan mempertimbangkan kondisi sosial ekonomi masyarakat, serta pemulihan ekonomi secara nasional.
Maka dari itu, pemilihan waktu yang tepat sangat menjadi perhatian Pemerintah. Pelaksanaan transformasi subsidi LPG yang lebih tepat sasaran untuk masyarakat miskin dan rentan diharapkan dapat memberikan manfaat yang lebih optimal dalam mendukung upaya Pemerintah untuk mengurangi kemiskinan dan ketimpangan.
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Abra Talattov mencatat, volume penyaluran LPG 3 Kg bersubsidi terus meningkat dari 6,9 juta Metrik ton (MT) pada 2019 menjadi 8 juta MT pada 2022 mendatang atau naik 15,9%.
Sehingga anggaran subsidi gas LPG melon 3 Kg juga terus melonjak dari Rp54,15 triliun pada 2019 jadi Rp66,3 triliun atau naik 22,4%. Semakin beratnya beban subsidi untuk LPG 3 Kg juga terlihat dari porsi anggaran subsidi LPG terhadap anggaran subsidi dari 9,9% pada 2013, terus naik jadi 39,7% pada 2017 dan menyentuh 49,5% pada 2022 mendatang.
Dapatkan warta harian terbaru lainya, ikuti portal berita Djawanews dan akun Instagram Djawanews.